Kamis 19 Apr 2012 02:06 WIB

Ketegangan Meningkat, Utusan AS ke Sudan

sudan selatan
sudan selatan

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang utusan Amerika Serikat (AS), Selasa (17/4), menuju ke Sudan setelah melakukan pembicaraan dengan Sudan Selatan yang baru merdeka. Kepergian utusan itu ditujukan untuk menekankan pentingnya bersikap tenang, walau pun keadaan di sana memanas dan berpotensi terjadinya pertempuran.

Princeton Lyman, utusan khusus untuk Sudan dan Sudan Selatan, menuju ke Khartoum pada Selasa malam atau Rabu (18/4) pagi, setelah pertemuan dengan Presiden Salva Kiir di ibukota Sudan Selatan, Juba. Hal ini disampaikan Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Mark Toner, seperti dilansir AFP.

"Di Khartoum, Lyman pada dasarnya akan menekankan pesan yang sama, yaitu bahwa kita perlu segera menghentikan kekerasan dan tanpa syarat, serta kedua belah pihak hendaknya kembali ke proses AU," kata Toner, mengacu pada perundingan yang dimediasi oleh Uni Afrika yang telah terhenti selama beberapa waktu.

Intensitas pertempuran telah meningkat. Sudan dituduh mengebom sebuah kamp pasukan penjaga perdamaian PBB, setelah pejuang dari Selatan merebut kawasan sengketa, minyak Heglig. Kawasan itu merupakan kunci memburuknya perekonomian Sudan.

AS telah mendesak Sudan Selatan untuk mundur. Tapi meski pun negara itu sangat tergantung pada bantuan AS, Sudan Selatan tetap menolak dan tentaranya, Selasa, bersumpah untuk tetap mempertahankan posisi itu. Kekerasan telah menimbulkan kekhawatiran akan kembalinya perang sipil.

Di masa lalu, perang sipil telah mengakibatkan lebih dari dua juta orang tewas dalam periode 1983-2005. Perang saudara itu termasuk salah satu yang terpanjang dalam sejarah Afrika.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement