Rabu 18 Apr 2012 23:33 WIB

Astagfirullah, Ada Lagi Foto Tentara AS Lecehkan Jasad Taliban

Tentara AS di Afghanistan
Foto: Reuters
Tentara AS di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Hubungan tegang Amerika Serikat dan NATO dengan Afghanistan mendapat pukulan terbaru pada Rabu (18/4). Satu  foto tentara negara adidaya itu bergaya dengan jasad cacat pejuang Afghanistan muncul di koran AS. Fakta itu sekaligus menguatkan anggapan pelecehan tentara AS di Afghanistan banyak terjadi namun hanya sebagian yang terungkap

Pejabat tinggi Amerika Serikat dan panglima Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di negara itu, Jenderal AS John Allen, bergerak cepat mengutuk gambar tersebut. Kecaman bahkan dilontarkan sebelum diterbitkan Los Angeles Times, yang menerima foto itu dari prajurit lain.

"Tindakan pribadi di gambar itu tidak mewakili kebijakan Pasukan Bantuan Keamanan Asing atau Angkatan Darat Amerika Serikat," kata pernyataan Allen. Ia menambahkan bahwa penyelidikan atas kejadian tersebut sedang berlangsung.

Tampilan sekitar 18 gambar di laman LA Times itu, diambil pada 2010, muncul pada saat  hubungan Amerika Serikat-Afghanistan dalam kondisi rentan. Kondisi itu dipicu penyiaran video pada Januari, yang menunjukkan empat Marinir AS mengencingi jasad gerilyawan Afghanistan.

Pembakaran Alquran di pangkalan besar udara persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO juga memercikkan sepekan kerusuhan, yang menewaskan 30 orang dan mengakibatkan kematian enam orang Amerika Serikat.

Pada Maret, sersan Angkatan Darat Amerika Serikat mengamuk dengan menembak membabi-buta pada malam hari di dua desa Afghanistan selatan, menewaskan 17 warga -sebagian besar wanita dan anak-anak. Aksi itu mendorong Presiden Afghanistan Hamid Karzai menuntut tentara asing membatasi diri di pangkalan utama.

Gerilyawan Taliban melancarkan serangan jibaku di Kabul dan tiga propinsi lain pada akhir tengah April, menyatakannya dilakukan sebagai pembalasan atas ketiga kejadian tersebut.

Di salah satu gambar itu, satu peterjun bergaya di samping tulisan tak resmi di samping jasad, bertuliskan "Pemburu Zombie", sementara di gambar lain, tentara bergaya dengan polisi Afghanistan memegang potongan kaki pengebom bunuh diri.

Dua tentara di gambar lain memegang tangan jasad pejuang dengan jari tengah terangkat. LA Times menyatakan tentara Divisi Lintas Udara 82 berada di kantor polisi di propinsi Zabol, Afghanistan, pada Februari 2010 dan mengunjunginya kembali beberapa bulan kemudian. Gambar itu diambil pada kedua kesempatan tersebut.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta dalam pernyataannya, yang disiarkan juru bicara departemen itu, George Little, mengatakan penyiaran gambar itu dapat mendorong serangan lebih lanjut terhadap pasukan keamanan pada masa depan.

"Bahayanya ialah bahwa bahan itu dapat digunakan musuh untuk menghasut kekerasan terhadap tentara Amerika Serikat dan Afghanistan di Afghanistan," kata Panetta, "Pasukan Amerika Serikat di negara tersebut mengambil langkah keamanan untuk menjaga hal itu."

Duta Besar Amerika Serikat untuk Afghanistan Ryan Crocker juga mengutuk foto itu, menyebut tindakan tentara tersebut "secara moral menjijikkan" dan menyatakan mereka "tidak menghormati pengorbanan ratusribuan tentara dan warga Amerika Serikat, yang bertugas dengan baik di Afghanistan".

The Times membela pemuatan foto itu. Namun pejabat tentara Amerika Serikat mendesak koran terseb8t tidak menyiarkan gambar-gambar tersebut.

"Setelah pertimbangan cermat, kami memutuskan bahwa menerbitkan sedikit. Tapi pilihan kami mewakili dari foto demi memenuhi kewajiban kami kepada pembaca untuk melaporkan dengan semangat dan tidak memihak kepada unsur tugas Amerika Serikat di Afghanistan," kata redaktur LA Times, Davan Maharaj dalam tulisan di surat kabar itu.

Foto tersebut berpotensi besar membangkitkan lagi rasa benci Barat di Afghanistan, di saat pasukan tempur NATO dijadwalkan keluar dari negeri itu pada 2014 dan memperkuat keamanan rapuh di negara tersebut.

Peristiwa semacam itu diprediksi kian memperumit upaya Amerika Serikat merundingkan perjanjian kemitraan strategis untuk menentukan kehadirannya sesudah sebagian besar pasukan tempur asing ditarik pada akhir 2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement