Rabu 18 Apr 2012 23:40 WIB

Istri Dubes PBB Nasehati Ibu Negara Suriah

Rep: Lingga Permesti/ Red: Chairul Akhmad
Presiden Suriah Bashar Al-Assad (kanan) dan istrinya Asma Al-Assad (kiri).
Foto: AP
Presiden Suriah Bashar Al-Assad (kanan) dan istrinya Asma Al-Assad (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Kekerasan di Suriah masih belum berakhir. Hal ini mengetuk hati sejumlah istri duta besar PBB untuk memberi pesan kepada istri Presiden Suriah Bashar Al-Assad, Asma Al-Assad.

Diantara istri duta besar itu berasal dari Jerman dan Inggris. Mereka mendesak agar ibu negara Suriah bertindak dengan meminta Assad untuk mengakhiri kekerasan di negerinya. Video mengenai pesan tersebut dibuat oleh Sheila Lyall Grant, istri utusan PBB Inggris, dan Huberta von Voss-Wittig, istri Duta Besar PBB Jerman.

Video itu menggambarkan gaya hidup Asma yang berusia 36 tahun itu, sangat kontras dengan kondisi korban luka dan tewas akibat kerusuhan yang telah berlangsung lebih dari setahun.

“Lakukan demi perdamaian, Asma. Bicara sekarang demi rayat Suriah. Hentikan kekerasan yang dilakukan suamimu,” pinta kedua istri duta besar tersebut dalam video yang dilansir Reuters.

Kedua istri dubes tersebut juga meminta Asma jangan hanya menjadi pengamat di negerinya itu. “Tidak ada yang peduli dengan status anda. Kami peduli dengan tindakan anda,” ujar mereka.

Sheila dan Huberta juga meminta para pemirsa yang sudah menyaksikan video untuk menandatangani petisi di www.change.org. Isi petisi tersebut tentu saja mengenai penghentian kekerasan di Suriah.

"Kami sangat yakin bahwa Asma sebagai perempuan, istri, dan juga ibu. Ia dulunya adalah seorang pemimpin perempuan Arab yang sangat vokal. Ia juga memperjuangkan kesetaraan perempuan. Dan ia tidak bisa terus berlindung di balik suaminya," kata Sheila dan Huberta.

Sosok Asma dalam video tersebut digambarkan sebagai wanita yang serius yang mendapat inspirasi dari dunia barat. Asma juga seorang mantan investor. Ia dahulu adalah wanita yang vokal menyuarakan hak perempuan.

Namun, Asma justru terus menerus belanja selama pemberontakan berlangsung. Ia tetap menunjukkan gaya hidup yang mewah. Padahal, Uni Eropa telah melarang Asma untuk bepergian ke Eropa dan berbelanja di perusahaan Eropa. Seperti yang diberitakan harian Inggris, The Guardian, Asma tetap sibuk belanja barang mewah dan juga membeli musik pop melalui internet.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement