Jumat 20 Apr 2012 21:19 WIB

Sekjen PBB: Sudan Selatan Langgar Kedaulatan Sudan

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Chairul Akhmad
Tentara Sudan Selatan
Foto: Jerome Delay/AP
Tentara Sudan Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, JUBA – Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon mengkritik Sudan Selatan karena pencaplokan ladang minyak Heglig di Sudan pekan lalu secara ilegal.

Ban, Kamis (19/4), mengingatkan agar Sudan Selatan segera menarik pasukannya untuk menghindari meluasnya bentrokan di perbatasan menjadi perang. Sudan Selatan telah mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya tidak ingin berperang dengan negara tetangganya, Sudan.

Mereka mengklaim Heglig merupakan bagian dari Sudan Selatan dan tidak ingin digunakan oleh Sudan sebagai markas serangan. Namun, Ban mengatakan pencaplokan Heglig telah melukai kedaulatan Sudan dan jelas-jelas merupakan tindakan ilegal.

Ia memperingatkan pemerintah Sudan agar segera menghentikan penembakan dan pengeboman di wilayah Sudan Selatan dan menarik pasukannya. Sudan Selatan mengatakan hanya akan menarik pasukan dari Heglig jika PBB menempatkan pengawasnya di sana.

Di Sudan, Presiden Omar Al-Bashir terus mengancam akan memberikan pelajaran terhadap Sudan Selatan. Rabu lalu, ia mengancam akan menghancurkan pemerintahan negara tetangganya tersebut. Sedangkan Sudan Selatan menuduh Bashir merencanakan pembunuhan massal.

"Meningkatnya ketegangan kedua pihak sangat mengkhawatirkan dan semakin memburuk," ujar Duta Besar AS untuk PBB sekaligus Presiden Dewan Keamanan PBB, Susan Rice, kepada wartawan. Rice menekankan perlunya usaha untuk meredakan perselisihan dan berdialog untuk menyelesaikan masalah.

Kedua negara adalah negara miskin di Afrika. Sudan Selatan menuduh Sudan melancarkan serangan udara di beberapa ladang minyak besar miliknya. Sudan menolak tuduhan tersebut tapi mengakui bahwa pasukannya melakukan serangan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement