Jumat 20 Apr 2012 21:30 WIB

Ribuan Ikhwan Gelar Demo di Tahrir Square

Rep: Lingga Permesti/ Red: Chairul Akhmad
Anggota Ikhwanul Muslimin saat menggelar demonstrasi di Tahri Square, Kairo, Mesir, (20/4).
Foto: AP
Anggota Ikhwanul Muslimin saat menggelar demonstrasi di Tahri Square, Kairo, Mesir, (20/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Ribuan pengunjuk rasa dari Ikhwanul Muslimin berkumpul di Tahrir Square, Kairo, Mesir, Jumat (20/4).

Mereka berdemonstrasi karena calon presiden asal Ikhwan yang didiskualifikasi mengikuti pemilu 23-24 Mei mendatang. Mereka juga memprotes calon yang berasal dari dewan militer dan pejabat yang pernah berada di era pemerintahan Hosni Mubarak.

Sementara itu, sekelompok warga Mesir berkumpul di sepanjang jalan raya utama Kairo menuju Tahrir Square dengan berjalan kaki.

Sekitar 15 aktivis memutuskan untuk berjalan kaki dari kota asal mereka di Suez. Mereka beralasan, perjuangan mereka menunjukkan komitmen untuk perjuangan mereka terhadap reformasi politik dan mengakhir kekuasaan dewan militer.

"Kami ingin menunjukkan kepada dewan militer bahwa, jika seseorang berjalan jauh untuk suatu alasan, ia bisa melakukan hal lain untuk penyebab yang sama," kata Mohamed Ghareeb, seorang mahasiswa berusia 20 tahun yang berjalan sepanjang 45 kilometer ke Kairo.

Sejak Mubarak digulingkan, protes merupakan salah satu bentuk menyuarakan aspirasi. Terkadang mereka mementaskan demonstrasi menuntut perbaikan upah dan menekan reformasi politik. Politik seperti itu sangat jarang terjadi di bawah kepemimpinan Mubarak. Pada era Mubarak, pertemuan lebih dari lima orang dapat ditangkap karena tidak dibenarkan undang-undang.

Pemilihan presiden akan berlangsung pada 23-24 Mei. Di saat yang sama, tentara mengatakan akan menyerahkan kekuasaan kepada presiden terpilih sebelum 1 Juli. Namun, banyak warga Mesir ragu transisi politik berjalan lancar dan demokratis.

Aksi ribuan orang itu juga sebagai bentuk protes karena didiskualifikasinya calon presiden Ihwan, Khairat Al-Shater, "Kita akan menuju Tahrir pada hari Jumat nanti karena revolusi sedang dibajak. Kita harus bangkit karena ada upaya untuk membajak revolusi," kata Shater dalam konferensi pers, Rabu (18/4).

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement