Sabtu 21 Apr 2012 05:42 WIB

Alqaidah Akui Lakukan Serangan Bom di Irak

Serangan bom di Irak
Foto: AP Photo
Serangan bom di Irak

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD---Alqaidah menyatakan bertanggung jawab atas lebih dari 20 serangan bom sehari sebelumnya di sejumlah kota Irak yang menewaskan sedikitnya 36 dan mencederai hampir 150 orang.

Dalam sebuah pernyataan yang dipasang di situs berita kelompok garis keras, Negara Islam Irak (ISI) menyatakan melancarkan serangan-serangan itu sebagai pembalasan atas "penahanan, penyiksaan, pengepungan dan penyitaan tanah di daerah-daerah Sunni, khususnya di Baghdad dan daerah pinggirannya".

Serangan-serangan Kamis di sejumlah kota di Irak menyoroti ancaman yang terus ditimbulkan Al-Qaida dan kelompok-kelompok militan lain terhadap pasukan keamanan setelah penarikan pasukan AS dari Irak pada pertengahan Desember.

Dalam pernyataan itu, ISI mengancam melancarkan serangan-serangan lebih lanjut dalam "beberapa hari mendatang".

ISI pada bulan lalu mengklaim bertanggung jawab atas puluhan serangan bom yang menewaskan sedikitnya 52 orang di Irak menjelang pertemuan puncak Liga Arab di Baghdad.

ISI dan kelompok-kelompok gerilya Sunni telah berjanji tidak akan meletakkan senjata meski pasukan AS telah ditarik dari Irak dan akan terus memerangi pemerintah yang dipimpin Syiah.

Irak dilanda kekerasan yang menewaskan puluhan orang dan kemelut politik sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.

Para ulama Sunni memperingatkan bahwa Maliki sedang mendorong perpecahan sektarian, dan pemrotes memadati jalan-jalan di Samarra, Ramadi, Baiji dan Qaim, banyak dari mereka membawa spanduk mendukung Hashemi dan mengecam pemerintah.

Para pejabat Irak mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Wakil Presiden Tareq al-Hashemi pada Senin (19/12) setelah mereka memperoleh pengakuan yang mengaitkannya dengan kegiatan teroris.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement