REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Hizbullah mengecam serangan bom di Irak. Gerakan perlawanan yang berbasis di Lebanon itu menilai pengeboman bertujuan untuk menghambat pembangunan dan menghasut Irak.
"Serangan-serangan ini datang setelah perkembangan yang telah terjadi pada tingkat politik di Irak dan bertujuan menghalangi misi membangun negara Irak dan melarang rakyat Irak untuk berinvestasi pada sumber daya mereka sendiri," kata Hizbullah, dikutip press tv, Kamis(19/4).
Serangkaian penembakan dan serangan bom terjadi di enam wilayah berbeda di seluruh Irak pada Kamis pagi. Insiden tersebut telah menewaskan sedikitnya 34 orang dan melukai puluhan lainnya.
"Rakyat Irak harus menghadapi ini, dengan tetap menjaga persatuan dan mengatasi semua upaya yang ingin menciptakan perpecahan dan hasutan pada mereka," tambah Hizbullah.
Serangan di Irak ini, dilakukan beberapa pekan setelah para pejabat Irak mengumumkan bahwa sedikitnya 50 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam pemboman dan penembakan yang dilakukan di beberapa kota, termasuk Baghdad, pada 20 Maret lalu.
Pengeboman dan bentuk-bentuk kekerasan meningkat di Irak setelah invasi pimpinan Amerika di negara itu pada tahun 2003.