REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Rakyat Prancis berbondong-bondong ke tempat-tempat pemungutan suara untuk pemilihan presiden putaran pertama. Pemilu pada Ahad (22/4) ini diperkirakan akan mengakhiri jabatan Presiden Nicolas Sarkozy.
Meski demikian, hasil pemilu sulit dipastikan dengan banyaknya pemilih yang tidak ikut memasukkan suaranya. Namun, jajak pendapat yang dikeluarkan belakangann ini menunjukkan presiden saat ini yang berhaluan kanan, bakal menduduki peringkat kedua. Diperkirakan, penantangnya, Francois Hollande dari sosialis-lah yang bakal menempati urutan pertama.
Kedua politikus berusia 57 tahun itu bakal berhadapan di pemilu putaran kedua pada 6 Mei 2012. Putaran kedua itulah yang menentukan siapa yang bakal memimpin negara tersebut. Namun, dari sejumlah survei, Hollande diperkirakan meraih 55 persen suara.
Pemungutan suara itu dimulai di daerah-daerah pinggiran Prancis dan di daratan Eropa pada pukul 08.00 waktu setempat (13.00 WIB, Ahad). Seperti dilansir AFP, tempat pemungutan suara dibuka sampai pukul 18.00 waktu setempat di sebagian besar daerah negara itu dan pukul 20.00 di kota-kota besar.
Lebih dari 44 juta pemilih terdaftar, tetapi para pengumpul suara memperkirakan, sekitar 25 persen akan abstain. Jumlah itu termasuk yang tertinggi dalam pemilihan presiden Prancis. Hal ini bakal menyulitkan kubu Hollande.
Para kandidat presiden ada 10 orang. Selain Hollande dan Sarkozy, antara lain ada Marine Le Pen dari kelompok kanan, Jean-Luc Melenchon yang berhaluan kiri, dan Francois Bayrou dari kelompok yang berhaluan tengah.
Angka rata-rata dari delapan jajak pendapat terakhir yang disiarkan menjelang berakhirnya kampanye putaran pertama Jumat tengah malam menunjukkan Hollande memenangkan putaran pertama dengan sata-rata 28 persen dukungan, melawan 26,4 persen bagi Sarkozy. Kandidat berhaluan kanan Marine Le Pen menduduki peringkat ketiga dengan rata-rata 15,75 persen, disusul oleh Jean-Luc Melenchon dari Front Kiri dengan 13.75 persen dan Francois Bayrou dari golongan tengah 10.1 persen.