REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Polisi Korea Selatan (Korsel) memperketat keamanan di semua stasiun televisi dan surat kabar setelah Korea Utara (Korut) mengancam menyerang tempat-tempat itu. Menurut perwira Korsel, ancaman-ancaman itu ditujukan pada sejumlah kelompok pendukung Presiden Korsel, Lee Myung-Bak.
Ancaman itu dilancarkan oleh militer Korut. Pada Senin (23/4), mMereka berikrar akan mengubah daerah-daerah Seoul menjadi abu, menuduh Presiden Lee Myung-Bak yang konservatif, dan kelompok-kelompok media yang menghina para pemimpin mereka dan menyimpangkan opini publik di Korsel. Menurut mereka, aksi tersebut diwujudkan dalam penghancuran dengan cara khas militer Korut.
Untuk pengamanan berbagai media di Korsel, polisi setempat mengerahkan 200 personil di sekitar kompleks surat kabar Dong-A Ilbo serta stasiun-stasiun televisi KBS, MBC dan YTN TV. Korut selama berbulan-bulan mengecam Presiden Lee Myung-Bak dengan nada paling keras dan mengancam akan melancarkan perang atas penghinaan-penghinaan itu.
Seperti disampaikan perwira polisi itu kepada AFP, Selasa (24/4), penjagaan juga digelar di sekitar kantor dua surat kabar konservatif lainnya, Chosun Ilbo dan JoongAng Ibo.
Negara komunis yang berada dibawah pemimpin baru berusia muda Kim Jong-Un telah melancarkan serangan terhadap Seoul. Kecaman dan ancaman itu dilancarkan sejak Lee pekan lalu mengecam peluncuran roket Korut pada 13 April dan mendesaknya melakukan reformasi pertanian.
Lee mengatakan sekitar 850 juta dolar AS yang dikeluarkan bagi peluncuran roket itu dapat membeli 2,5 juta ton jagung untuk rakyatnya yang kekurangan pangan. Pyongyang meluncurkan apa yang disebutnya satu satelit sebagai bagian dari perayaan besar bagi ulang tahun ke-100 kelahiran presiden pendiri negara itu, Kim Il-Sung (almarhum), kakek Kim Jong-Un. Peluncuran itu gagal. Dewan Keamanan PBB menegaskan akan memperketat sanksinya terhadap Korut.