Rabu 25 Apr 2012 06:06 WIB

Dialog Filipina-MILF Alami Kemajuan

Muslim Filipina (ilustrasi).
Foto: cryptome.org
Muslim Filipina (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Filipina mengatakan, pihaknya telah menjalani satu kesepakatan dengan gerilyawan muslim tentang cara untuk mengakhiri pemberontakan yang sudah berlangsung puluhan tahun. Meski begitu, Filipina tetap menegaskan bahwa isu utama harus dituntaskan.

Kepala perunding pemerintah, Marvic Leonen, mengatakan, terobosan dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dicapai dalam pembicaraan putaran terakhir di Malaysia. Pembicaraan ini sebenarnya sudah dimulai satu dekade lalu.

"Ini menandai langkah signifikan dan konkret ke depan oleh kedua belah pihak dalam pembahasan-pembahasan mereka tentang isu-isu substantif dalam perundingan ini," kata Leonen, Selasa (24/4) seperti dilansir AFP.

Dia mengatakan, kedua pihak telah melakukan kesepakatan awal yang luas untuk membentuk wilayah politik otonomi baru yang akan menggantikan tatanan yang ada, namun mengalami kegagalan. Kedua pihak juga sepakat untuk bekerja berbagi kekuasaan dan sumber daya di dalam wilayah otonomi yang diusulkan.

Wilayah tersebut mencakup bagian selatan Filipina yang oleh minoritas muslim itu anggap sebagai tanah air leluhur mereka. Namun belum ada rincian diberikan mengenai daerah yang tepat yang akan dicakup oleh daerah otonom baru yang diusulkan itu.

Leonen menegaskan bahwa mereka hanya meletakkan dasar untuk substansi perundingan mendatang. "Kami berharap dalam beberapa pekan mendatang lebih menyeluruh, tapi mungkin lebih sulit, perundingan dengan MILF itu karena menyangkut sektor-sektor yang terkena dampak," kata Leonen.

Pemimpin MILF tidak segera tersedia berkomentar mengenai perkembangan ini. Kedua pihak hanya mengeluarkan pernyataan bersama singkat pada akhir pembicaraan yang mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani satu dokumen yang menjelaskan sejumlah pasal-pasal keputusan prinsip.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement