REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) Robert Mueller bertemu dengan Presiden Yaman, Abdrabuh Mansur Hadi di Sanaa ibukota Yaman. Kunjungan itu adalah kunjungan tahunan FBI ke negara teluk tersebut.
Dalam pertemuan yang berlangsung Selasa (24/4) kemarin waktu setempat, Yaman berjanji akan bekerja sama dengan AS untuk memerangi terorisme. Hal itu ditanggapi serius Mueller yang menyebut Amerika Serikat (AS) akan terus memberi dukungan penuh kepada Yaman dalam segala hal, termasuk pemberantasan terorisme.
Juru bicara Kedutaan Besar Yaman di Washington, Mohammer al-Basha mengatakan, kunjungan Mueller tersebut bukanlah agenda khusus melainkan sekedar kunjungan tahunan. "(Kunjungan) itu bukan acara khusus atau rahasia,” ujar Basha seperti dilansir PressTv, (25/4).
Basha mengungkapkan, selama pembicaraan Presiden Hadi menekankan komitmennya yang kuat untuk memerangi ekstrimisme dan bekerja sama dengan AS untuk melawan ancaman besar terorisme.
Pertemuan terjadi selama dua hari, setelah sebelumnya kurang lebih 24 orang tewas dalam serangan tentara Yaman dan AS di selatan dan timur Yaman. Sekitar 275 orang tewas dalam serangan udara di Yaman selatan dalam dua pekan terakhir. Pemerintah Yaman mengatakan, tujuan dari serangan adalah untuk menggagalkan ancaman potensial Alqaidah.
Ali Abdullah Saleh, yang telah memerintah Yaman selama 33 tahun mengundurkan diri pada Februari lalu. Kudeta terhadap Abdullah Saleh mendapat dukungan penuh dari AS, setelah selama satu tahun terjadi demonstrasi besar-besaran dari para penentang Abdullah Saleh.
Wakil Presidennya, Mansur Hadi menggantikan posisi tersebut pada 25 Februari. Hal ini menyusul pemilihan calon presiden tunggal yang didukung AS dan Arab Saudi. Mansur Hadi akan menjadi presiden sementara dalam jangka waktu dua tahun.
Pada 6 April lalu, Hadi memberhentikan hampir 20 perwira tinggi, termasuk komandan Angkatan Udara Yaman yang merupakan saudara tiri Abdullah Saleh yakni Mohammed Saleh al-Ahmar. Namun Hadi tak mengganti anak, keponakan dan sekutu lain Abdullah Saleh yang mengepalai unit militer penting.
Saat ini anak tertua Abdullah Saleh, Ahmed mengepalai Pengawal Elit Republik. Keponakan Abdullah Saleh, Yehya mengepalai Pusat Pelayanan Keamanan dan keponakan Abdullah Saleh lainnya mengontrol Pasukan Pengaman Presiden. Warga Yaman telah berulang kali menggelar demonstrasi untuk menuntut restrukturisasi politik dan pemberhentian anggota rezim Abdullah Saleh dalam pemerintahan.