Kamis 26 Apr 2012 05:11 WIB

Kantor Ulama Irak Diserang Orang tak Dikenal

Serangan bom di Irak
Foto: AP Photo
Serangan bom di Irak

REPUBLIKA.CO.ID, NAJAF---Sejumlah orang tak dikenal menyerang kantor dua dari empat ulama utama Syiah Irak di kota Najaf, Irak tengah, dengan bom suara, kata seorang pejabat keamanan, Rabu.

"Kantor Ayatullah Agung Bashir al-Najafi di kota Najaf, Irak tengah, diserang dengan bom suara pada Selasa malam," kata pejabat itu, dengan menambahkan bahwa bom suara juga digunakan untuk menyerang kantor Ayatullah Agung Ishaq al-Fayadh pada Ahad malam.

Kedua ulama itu adalah anggota dari Marjaiya, yang terdiri dari empat ulama tinggi Syiah Irak.

Serangan-serangan itu, yang dilakukan setelah kementerian dalam negeri menyatakan menarik penjaga yang "kelebihan" dari para ulama itu, menimbulkan kerusakan material namun tidak ada korban, tambah pejabat itu.

"Kementerian menarik pengawal yang kelebihan... karena ada pribadi-pribadi yang memperoleh lebih dari yang mereka butuhkan," kata kementerian dalam negeri, Rabu.

Irak dilanda kekerasan yang menewaskan puluhan orang dan kemelut politik sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.

Para ulama Sunni memperingatkan bahwa Maliki sedang mendorong perpecahan sektarian, dan pemrotes memadati jalan-jalan di Samarra, Ramadi, Baiji dan Qaim, banyak dari mereka membawa spanduk mendukung Hashemi dan mengecam pemerintah.

Para pejabat Irak mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Wakil Presiden Tareq al-Hashemi pada Senin (19/12) setelah mereka memperoleh pengakuan yang mengaitkannya dengan kegiatan teroris.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Irak Mayor Jendral Adel Daham mengatakan pada jumpa pers, pengakuan para tersangka yang diidentifikasi sebagai pengawal Hashemi mengaitkan wakil presiden tersebut dengan pembunuhan-pembunuhan dan serangan.

Surat perintah penangkapan itu ditandatangani oleh lima hakim, kata Daham.

Sedikitnya 13 pengawal Hashemi, seorang pemimpin Sunni Arab, ditangkap dalam beberapa pekan terakhir, namun tidak jelas berapa orang yang kini ditahan.

Hashemi, yang membantah tuduhan tersebut, bersembunyi di wilayah otonomi Kurdi di Irak utara, dan para pemimpin Kurdi menolak menyerahkannya ke Baghdad.

Presiden wilayah otonomi Kurdi Irak Massud Barzani menyerukan perundingan darurat untuk mencegah runtuhnya pemerintah persatuan nasional, dengan memperingatkan bahwa "keadaan sedang mengarah ke krisis yang dalam".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement