Kamis 26 Apr 2012 05:41 WIB

Bom dalam Kereta Sarat Penumpang Ini Akhirnya Bisa Dijinakkan

Bom rakitan (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Bom rakitan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD---Polisi Pakistan menjinakkan sebuah bom di dalam kereta-api penumpang di wilayah baratlaut negara itu, kata sejumlah pejabat, beberapa jam setelah ledakan di stasiun kota Lahore, Pakistan timur, menewaskan dua orang.

Seorang penjaga menemukan bom itu di sebuah tas pada pagi hari di dalam KA dari Karachi menuju Peshawar, kota utama di Khyber Pakhtunkhwa, sebuah provinsi di Pakistan baratl aut dekat perbatasan dengan Afghanistan.

"Bom yang dilengkapi dengan detonator dan baterai itu dikemas bersama pakaian-pakaian usang di dalam tas yang tergeletak terlantar di salah satu gerbong KA Awam Express," kata polisi Mazhar Abbas kepada AFP.

Penjaga KA itu menemukan tas tersebut setelah rombongan pernikahan turun dari kereta di stasiun Attock," katanya. "Penjaga itu menanyai anggota-anggota rombongan pernikahan tersebut dan penumpang lain di dalam gerbong itu, namun tidak seorang pun yang mengklaim sebagai pemiliknya," lanjut polisi itu.

Regu penjinak bom kemudian dipanggil dan mereka menjinakkan bom itu, tambahnya.

Mohammed Sajjad, seorang penyelidik kepolisian, mengatakan kepada AFP, bom itu mengandung 13 kilogram bahan peledak serta bantalan bola, mur dan baut. "Untungnya tragedi besar bisa dicegah," katanya.

Sedikitnya dua orang tewas Selasa ketika sebuah bom meledak dekat ruang tunggu KA mewah di stasiun KA utama di Lahore.

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan sekitar 4.900 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al-Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.

Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement