REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Wakil Menteri Perminyakan Republik Islam Iran mengatakan, serangan cyber baru-baru ini terhadap Kementerian Minyak Iran tidak menyebabkan kebocoran informasi rahasia.
Hamdollah Mohammadnejad pada Kamis (26/4) menandaskan bahwa serangan itu dilakukan melalui sejumlah server utama dari Perusahaan Minyak Nasional Iran (NIOC) oleh Virus Malware.
Dia menambahkan bahwa setelah mendeteksi serangan itu, tim keamanan cyber dengan cepat dibentuk di kementerian tersebut dan berhasil mengontrol penuh dalam tiga hari terakhir ini.
Mohammadnejad mengatakan, meskipun serangan itu kuat dikarenakan struktur keamanan yang sesuai dari cyberspace industri minyak dan jaringan internet, namun tidak ada data dari kementerian perminyakan yang dapat diakses oleh penyerang.
Pejabat itu menyatakan bahwa penyidikan sedang dilakukan untuk menentukan apakah serangan berasal dari dalam negeri atau datang dari sumber asing.
Pada Senin (23/4) juru bicara Kementerian Minyak Iran Ali Reza Nikzad mengatakan bahwa serangan cyber yang menargetkan kementerian perminyakan dan Perusahaan Minyak Nasional Iran telah gagal untuk mengakses data-data penting.