REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Beberapa kabupaten di Madinah saat ini sedang dalam krisis kekurangan air yang sudah mengkhawatirkan. Warga setempat sudah mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk segera menindaklanjuti dan memberikan solusi bagi masalah tersebut.
Beberapa kabupaten di Madinah seperti Al-Masanie, Al-Sahman, Al-Naser, Al-Hijra dan timur Al-Harrah sama sekali sudah kering dalam beberapa hari terakhir ini.
Di beberapa titik Pendistribusian air yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi sudah dikerubungi warga yang mengantri. Seperti yang terjadi di Kabupaten Qiba, antrian panjang warga yang ingin membeli air minum sudah beberapa hari ini berlangsung.
Seperti yang dilansir dari Arab News, seorang warga Saudi Ubaidillah Al-Shihaimi mengatakan ia datang sebelum subuh untuk membeli air minum. Ketika ia datang, warga sudah terlihat ramai yang mengantri.
Namun sayang, perjuangannya mendapatkan air minum sia-sia. Petugas yang membagikan nomor urut kepada pengantri mengatakan kepadanya air minum sudah habis. Ia disuruh untuk datang lagi esok hari.
"Tadi memang sempat ada sedikit kericuhan. Hal itu disebabkan pembagian nomor antrian yang tidak jelas. Sehingga ada beberapa pengantri yang sudah berdiri berjam-jam di bawah terik panas matahari tetapi tidak tidak bisa membeli air minum. Mereka hanya diberitahu untuk datang kembali besoknya." katanya dengan emosi.
Seorang warga Saudi lain, Khaled Al-Matrafi mengatakan bahwa ia tinggal di Distrik Al-Harrah timur yang sudah beberapa hari ini sama sekali tidak ada air. Dia juga mengeluhkan banyak nya calo yang mengambil kesempatan dalam kesulitan warga.
Harga yang ditawarkan calo sangat jauh dibanding harga resmi yang disediakan pemerintah Saudi. Satu tangki air ukuran besar yang biasanya seharga 160 real saudi bisa dijual calo hingga 350 Real Saudi. Demikian juga tangki air ukuran sedang djiual 200 Real dari harga resminya 90 Real. Tangki air ukuran kecil yang semula seharga 60 Real dijual calo hingga 120 Real.
Warga yang terpaksa mengantri juga disebabkan kabar-kabar yang mengatakan bahwa distribusi air untuk esok harinya tidak lagi ada. Mereka terpaksa mengantri karena khawatir mereka tidak dapat lagi membeli air esok harinya.