REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM-Pemerintah Israel, Jumat, akan memundurkan niat membongkar lima gedung apartemen di pemukiman Yahudi di Tepi Barat Sungai Jordan. Mereka dilaporkan sudah meminta Mahkamah Agung memberi penundaan tiga-bulan.
Pemerintah koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tahun lalu setuju untuk membongkar rumah di Ulpana tersebut, di ujung permukiman Beit El, setelah pengadilan memutuskan bangunan itu didirikan di tanah pribadi orang Palestina.
Para pejabat mengatakan 39 keluarga tinggal di bangunan tersebut. Namun, Netanyahu telah menghadapi tekanan kuat dari dalam partai Likudnya sendiri dan dari sekutu lain koalisi yang pro-pemukim untuk menunda pembongkaran itu.
"Saya ingin percaya Mahkamah Agung takkan meminta kami memindahkan pemukim itu," kata Wakil Perdana Menteri Silvan Shalom kepada Reuters, selama kunjungan ke Beit El di tengah wilayah pendudukan Tepi Barat.
Seorang menteri lain, Benny Begin, mengatakan penundaan akan memungkinkan pemeriksaan lebih lanjut mengenai apakah "tanah tersebut telah dibeli secara gelap oleh penghuninya saat ini", sebagaimana mereka katakan.
Seorang anggota kabinet, Moshe Yaalon, telah memperingatkan koalisi Netanyahu dapat jatuh berantakan jika semua rumah itu dibongkar.
Kebanyakan masyarakat internasional memandang semua permukiman Yahudi di Tepi Barat sebagai tidak sah. Israel membedakan antara permukiman yang telah disetujuinya dan pos terdepan yang tak pernah mendapat pengesahan resmi.
Namun, pemerintah Netanyahu sedang menghadapi aksi dari dalam koalisinya untuk meninjau kembali dan mensahkan sebagian tempat itu, dan sering mengundang pengutukan kuat dari sekutu Baratnya serta para pemimpin Palestina.
Awal pekan ini, pemerintah Netanyahu memberi status sah bagi tiga permukiman terdepan Yahudi yang sebelumnya dinyatakan tidak sah-tindakan yang dikatakan pengeritiknya secara efektif telah menciptakan permukiman resmi baru pertama dalam lebih dari dua dasawarsa.
Rakyat Palestina khawatir permukiman terdepan semacam itu, dan 130 permukiman tak resmi yang telah dibangun Israel di wilayah yang direbutnya dalam Perang 1967 akan mencegah mereka memiliki negara merdeka.
Sebanyak 350.000 pemukim Yahudi tinggal di Tepi Barat, dan sebanyak 200.000 orang Yahudi lagi tinggal di tanah yang dicaplok penguasa Yahudi di Jerusalem Timur.