REPUBLIKA.CO.ID, BUKARES---Pemerintah sayap-kanan Romania telah terguling Jumat dalam mosi tak percaya oleh oposisi yang condong ke kiri, sehingga membahayakan pembaruan penting yang diharapkan banyak pemimpin internasional.
Sebanyak 235 anggota parlemen memberi suara dukungan bagi mosi tersebut, empat suara lebih banyak dari 231 yang diperlukan, demikian pengumuman Gregorian Pop, Ketua Parlemen.
Sekarang terserah Presiden Traian Basescu untuk menunjuk perdana menteri baru, cuma enam bulan sebelum pemilihan umum --yang dijadwalkan diselenggarakan November.
Oposisi Uni Sosial-Liberal (USL) "siap melanjutkan tanggung jawab untuk membentuk pemerintah baru", kata salah satu dari dua presidennya, Victor Ponta, kepada wartawan setelah pemungutan suara tersebut.
"Jika Basescu menunjuk saya sebagai perdana menteri, saya akan menerimanya," tambah Ponta sebagaimana dikutip AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat malam.
Jatuhnya pemerintah Mihai Razvan Ungureanu, kurang dari tiga bulan setelah memangku jabatan, bertepatan dengan misi oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dan Uni Eropa untuk menilai pembaruan, yang berjalan selama tiga bulan.
Romania dipaksa berpaling kepada IMF dan Uni Eropa untuk memperoleh dana 26 miliar dolar AS pada 2009 dan melakukan langkah drastis sebagai imbalan untuk mencegah pengeluaran, dan memangkas upah sektor masyarakat sebesar 25 persen dan membekukan pensiun pada 2010.
Negara itu juga setuju untuk menswastakan aset nasional, termasuk perusahaan tambang tembaga terbesar di Romania Cupru Min, serta menjual saham minoritas di beberapa perusahaan energi.