REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Polisi anti huru hara Malaysia gunakan gas air mata untuk membubarkan 25.000 demonstran penuntut perubahan kebijakan pelaksanaan pemilu di Kuala Lumpur, Malaysia.
Sedikitnya 25.000 demonstran membanjiri kota terbesar di Malaysia itu pada Sabtu (28/4). Ini merupakan salah satu demonstrasi terbesar di Asia Tenggara dalam satu dekade terakhir.
Para demonstran berkumpul di dekat Gedung Merdeka dimana polisi telah membuat barikade dan menutup jalan dengan kawat berduri.
Pihak berwenang mengatakan, Bersih atau Koalisi untuk Pemilu Bebas Dan Adil yang merupakan kelompok oposisi tidak memiliki hak untuk menggunakan alun-alun. Polisi menembakkan gas air mata kepada demonstran yang mencoba menerobos barikade.
Demonstrasi ini mencerminkan kekhawatiran adanya kecurangan Perdana Menteri Nazib Rajak dalam pemilu yang akan digelar awal Juni. Para aktivis menuduh Komisi Pemilihan bias dan menyatakan ada penipuan dalam daftar pemilih.