REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Arab Saudi memutuskan akan memanggil pulang duta besarnya untuk Kairo dan menutup misi-misi diplomatiknya di Mesir setelah protes di luar kedubesnya menyangkut penahanan seorang pengacara Mesir, kata kantor berita SPA, Sabtu (28/4).
Kedutaan Besar (Kedubes) itu serta konsulat-konsulat di kota-kota Iskandariyah dan Suez di Mediterania ditutup. Seorang juru bicara resmi, yang dikutip SPA mengatakan tindakan-tindakan itu diputuskan untuk menanggapi demonstrasi-demonstrasi di luar misi-misinya di Mesir dan ancaman-ancaman setelah pengumuman penahanan pengacara Mesir di Arab saudi.
"Protes-protes itu tidak pada tempatnya," kata juru bicara itu dan menambahkan para karyawan Arab Saudi dan Mesir di misi-misi diplomatik itu telah diancam.
"Slogan-slogan permusuhan diteriakkan dan kekebalan wakil-wakil diplomatik dilanggar, bertentangan dengan seluruh peraturan internasional," kata juru bicara itu.
Ia mengatakan aksi kekerasan telah menyebabkan penangguhan pelayanan diplomatik dan konsular bagi para pekerja Mesir dan peziarah ke tempat-tempat paling suci Islam yang terletak di Arab Saudi barat.
Pada Selasa, ratusan warga Mesir melakukan protes di luar kedubes itu menuntut pembebasan seorang aktivis hak asai manusia Mesir yang ditahah pihak berwenang Arab Saudi yang menyatakan ia memiliki narkoba yang dilarang.
Para pemrotes meneriakkan yel-yel menentang pemerintah Arab Saudi sementara menyerukan pembebasan "segera" Ahmed Mohammed al-Gizawi , yang ditangkap setibanya di bandara udara Jeddah 17 April.
Jaringan Informasi Hak Asasi Manusia berbahasa Arab, satu organisasi Mesir mengatakan Gizawi ditahan setelah dihukum satu tahun penjara dan 20 kali cambuk terhadapnya tanpa kehadirannya karena mengencam pemerintah Arab Saudi.