Senin 30 Apr 2012 20:01 WIB

Mendagri Malaysia Janji Usut Penyerangan Peliput Unjukrasa oleh Polisi

Rep: : Lingga Permesti/ Red: Taufik Rachman
  Seorang peseta aksi unjuk rasa ditahan oleh polisi di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (28/4).  (Mark Baker/AP)
Seorang peseta aksi unjuk rasa ditahan oleh polisi di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (28/4). (Mark Baker/AP)

REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR-- Polisi Diraja Malaysia akan menyelidiki kasus penyerangan terhadap awak media selama unjuk rasa reformasi pemilu di Malaysia, Sabtu lalu. Termasuk salah satu diantaranya kamerawan Al-Jazeera yang dipukuli polisi dan kameranya rusak akibat insiden itu.

Menteri Dalam Negeri Malaysia, Hishammuddin Tun Datuk Seri Hussein mengatakan polisi bertanggung jawab dalam penyelidikan kasus dan menyerahkannya ke Jaksa Agung untukmengemas tuntutan. "Saya mengatakan dengan jelas bahwa mereka harus menyelidiki tanpa rasa takut,"kata Hishammuddin, Senin (30/4).

Ia menambahkan, memang tidak mudah untuk mencapai keseimbangan yang diinginkan untuk sebuah transisi, namun pemerintah tetap bergerak ke depan. Hishammuddin membantah ada arahan untuk polisi agar mencegah wartawan dari pekerjaannya.

Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia, Najib Raak, menyebut pemrotes tidak bertanggung jawab saat menggelar unjuk rasa di ibukota. Barisan Nasional mengatakan, oposisi sedang mencoba menggunakan media asing untuk menjadikan Malaysia seperti Zimbabwe kedua. Barisan Nasional adalah koalisi yang memerintah Malaysia.

Menurut sekretaris eksekutif dari sayap pemuda Barisan Nasional, Ibdil Ishak, Malaysia telah menawarkan tempat alternatif untuk pertemuan itu, tetapi ditolak oleh pengunjukrasa.

Menurutnya, ada bukti video dari Anwar Ibrahim yang meminta demonstran untuk mematahkan barikade dan masuk ke lapangan Merdeka yang sudah ditutup kepolisian. "Sangat mengejutkan bahwa yang terjadi karena diperintah oleh pemimpin oposisi,"katanya.

Ia menyatakan akan ada investigasi membongar demonstrasi besar tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement