REPUBLIKA.CO.ID, KHANDAHAR -- Ratusan demonstran Afghanistan menuduh pasukan NATO telah menewaskan empat orang anak-anak dalam bentrokan dengan gerilyawan. NATO berkelit dan menuduh ke empat anak tersebut tewas oleh tembakan pasukan gerilyawan.
Para pengunjuk rasa Afghanistan membawa jenazah keempat anak yang baru berusia 8-12 tahun, dalam aksi protes mereka. Mereka memblokir jalan raya di Kabul dan meneriakan slogan anti Amerika Serikat.
Juru bicara International Security Assistance Force (ISAF) NATO Letnan Komandan Brian Badura mengklaim, laporan awal menunjukan sejumlah anak tewas akibat tembakan gerilyawan pemberontak. "Insiden itu berawal saat pihak Kepolisian Afghanistan bersama penasihat koalisi sedang melakukan pertemuan dengan warga desa setempat. Mereka kemudian diserang oleh pasukan gerilyawan," kata Badura.
Badura menambahkan, sejumlah anak tewas dan beberapa lainnya terluka oleh tembakan pasukan gerilyawan. Mereka kemudian dievakuasi pasukan koalisi, untuk mendapat pengobatan.
Wakil Gubernur Provinsi Zabul Mohammad Jan Rasoulyar membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya sejumlah anak tewas selama baku tembak antara pasukan keamanan dan gerilyawan. "ISAF dan tentara Afghanistan membalas serangan gerilyawan. Dalam tembak menembak itu empat anak tewas dan beberapa lainnya terluka," ujar Rasoulyar.
Pejabat Polisi Setempat Mohammad Zahir mengatakan, ratusan orang ikut ambil bagian dalam aksi protes. Mereka membawa empat mayat anak mereka, yang diduga tewas dalam insiden baku tembak.