REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sepuluh warga sipil tewas akibat serangan mortir pemerintah dan 12 tentara tewas dalam bentrokan senjata dengan pemberontak termasuk di antara yang tewas di Suriah hanya beberapa jam setelah seruan baru PBB untuk menghormati gencatan senjata.
Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan pemerintah dan oposisi harus bekerja sama penuh membantu para pemantau PBB saat menjalankan missinya untuk mengawasi perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku 12 April, lapor AFP.
Kendati ada imbauan, para pemantau hak asasi manusia melaporkan aksi kekerasan tidak berhenti, sehari setelah serangkaian ledakan yang dikecam Ban sebagai "serangan-serangan bom teroris" yang menewaskan lebih dari 20 orang.
Sembilan orang dari satu keluarga termasuk di antara 10 orang yang tewas akibat serangan pemerintah di satu desa di provinsi Idlib, Suriah barat laut, kata Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah yang berpangkalan di London.
Satu serangan mortir menghantam rumah mereka di desa Mashmashan dekat kota Jisr al-Shughur, kata kelompok pemantau itu dan menambahkan empat wanita dan dua anak termasuk di antara mereka yang tewas.