Rabu 02 May 2012 08:43 WIB

Jepang Cemaskan Serangan Rudal Iran

Jepang dan Iran
Foto: en.rian.ru
Jepang dan Iran

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Jepang terus memupuk kecemasan akan serangan nuklir Iran yang bisa meluncur hingga ke negeri matahari terbit itu. Kecemasan itu diutarakan Menteri Luar Negeri, Koichiro Gemba saat berkunjung ke Israel dan wilayah-wilayah Palestina.

"Jepang sangat cemas menyangkut masalah nuklir Iran," kata Koichiro Gemba kepada surat kabar Yediot Aharonot, dalam pernyataan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani.

"Masyarakat internasional termasuk Jepang menekan Iran, dan dimulainya kembali perundingan antara Iran dengan negara-negara penting adalah akibat dari tekanan ini," katanya.

Enam negara, yang dikenal kelompok P5+1 yang beranggotakan Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Prancis ditambah Jerman menyelenggarakan perundingan putaran pertama dengan Iran mengenai program nuklirnya di Istanbul, Turki bulan lalu. Perundingan kedua rencananya akan diselenggarakan di Baghdad, Irak pada 23 Mei mendatang.

Israel menuding Iran memiliki senjata nuklir yang bisa menimbulkan ancaman eksistensial pada negara Yahudi itu. Israel juga menyatakan bukan tidak mungkin pihaknya menyerang fasilitas-fasilitas nuklir Teheran terlebih dahulu.

"Opsi militer itu tidak hanya memberikan Iran satu alasan untuk mempercepat program nuklirnya, tetapi juga dapat meningkatkan ketidakstabilan di kawasan tu, yang akan mengancam Israel," kata Gemba memperingatkan.

Pernyataan-pernyataan Gemba itu menegaskan kembali kecemasan dirinya dan Perdana Menteri Jepang, Yoshijiko Noda yang juga mengutarakan kecemasan serupa pada Februari ketika Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak mengunjungi Tokyo.

Saat itu, Noda memperingatkan aksi militer dapat 'sangat berbahaya' karena berisiko 'meningkatkan' situasi sekarang. Dan Gemba mengutarakan kekhawatiran yang sama. "Menggunakan opsi militer tidak hanya akan memberikan alasan kepada Iran untuk mempercepat program nuklirnya tetapi juga dapat menyatukan dunia Arab melawan Israel," kata dia.

AFP melaporkan, Senin (1/5) petang waktu setempat, Barak mengatakan dirinya tidak terlalu yakin perundingan P5+1 akan berhasil untuk menyelesaikan konflik mengenai program nuklir Teheran.

sumber : AFP/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement