REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Jaringan supermarket terbesar kelima di Inggris Co-operative Group (Co-op) menolak pasokan barang yang berasal dari pemukiman Yahudi di wilayah kependudukan. Hal itu dinyatakan sebagai bentuk boikot seluruh produk dari Israel. Kementerian Luar Negeri Israel, langsung bereaksi dan mengecam keras keputusan supermarket tersebut.
"Mereka (Co-Op) mengatakan mereka menargetkan produk pemukiman tetapi sebenarnya mereka menargetkan segala sesuatu yang berasal dari Israel," kata juru bicara Kemenlu Israel, Yigal Palmor kepada AFP.
"Pemukiman hanyalah alasan. Boikot, divestasi dan sanksi bagian dari gerakan boikot segala sesuatu yang berasal dari Israel."
Co-Op mengatakan, pihaknya memperluas boikot terhadap barang yang dibuat di pemukiman Israel. Mereka juga menekankan, keputusan itu tidak akan melibatkan pemutusan hubungan dengan semua pemasok Israel dan mereka akan terus berdagang dengan sekitar 20 perusahaan Israel yang tidak bersumber dari pemukiman.
Sejak 2009 lalu, Co-Op tak membeli membeli barang dari pemukiman wilayah kependudukan Israel dan mengatakan keputusan terbaru mereka ini akan mempengaruhi hubungan dengan empat perusahaan, yang nilai jualnya senilai Rp 5,04 miliar.