Rabu 02 May 2012 10:02 WIB

Seribu Pohon Zaitun Palestina Terancam Ditebang Israel

pohon zaitun
pohon zaitun

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Penduduk Palestina dipaksa untuk menebang seribu pohon zaitun oleh Pemerintah Israel di Tepi Barat. Mereka beralasan, pohon-pohon tersebut ditanam di kawasan cagar alam Nahal Kana.

Tapi perlawanan dilakukan penduduk di Deir Istiya. Mereka mengatakan akan berjuang di pengadilan untuk mempertahankan mata pencahariannya dari pohon zaitun. Pasalnya, tanaman itu adalah penanaman pohon zaitun dilakukan di tanah milik pribadi, meski masuk dalam kawasan cagar alam Nahal Kana.

"Pemerintah sipil mengatakan kami harus mempertahankan status quo, tapi kami tidak menerimanya," ujar Wali Kota Deir Istiya, Nazmi Salman.

Nazmi berpendapat, pemilik tanah berhak mengelola dan mengambil keuntungan dari hak milik mereka. "Dalam pandangan kami, sikap pemerintah sipil adalah upaya memperkuat kendali Israel di kawasan kami. Ada standar ganda di sini," kata Salman geram.

Pasalnya, lanjut Nazmi, di satu sisi Israel terus mengembangkan pemukiman, bahkan membangun jalan melalui kawasan cagar alam yang menembus pemukiman. Tapi mereka tidak mengizinkan penduduk Palestina mengerjakan lahan pribadi milik mereka. Padahal, pohon-pohon yang harus dicabut itu sudah dirawat sekitar dua hingga lima tahun.

Nahal Kana merupakan salah satu kawasan cagar alam terpenting di daerah utara Tepi Barat. Daerah ini memiliki banyak mata air dan aneka flora dan fauna. Tapi, statusnya terbelah antara petani Palestina yang punya hak milik sebelum kawasan ditetapkan sebagai cagar alam dan pemerintahan sipil Israel.

Ancaman pencabutan pohon dan larangan menanam pohon di kawasan cagar alam Nahal Kana ini adalah kali kedua yang dihadapi penduduk Dier Istiya. Sekitar enam bulan lalu, pemerintah Israel mencabut ratusan pohon yang ditanam di kawasan cagar alam.

Pejabat dari Administrasi Sipil dan Otoritas Taman Nasinal Israel menuding, dalam beberapa tahun terakhir warga Palestina berusaha memperluas daerah budi daya zaitun mereka. Warga Palestina dituduh menggali kanal agar bisa mengalirkan air ke perkebunan zaitun yang dinilai bisa merusak ekosistem cagar alam.

sumber : al-arabiya/haaretz
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement