REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sebanyak 40 persen pemilih di Mesir masih bingung untuk menentukan pilihan. Mereka beranggapaan kampanye yang dilakukan ke 13 calon belum ada yang memenuhi harapan.
Sebuah hasil jajak pendapat terbaru di Mesir menunjukkan, 40 persen dari 53 juta pemilih di Mesir masih ragu pada pilihannya dalam pemilu. Padahal pemilu pertama yang diselenggarakan setelah kejatuhan rezim Hosni Mubarak ini akan berlangsung akhir bulan ini.
Salah seorang warga Mesir mengatakan, ia masih bingung memilih calon presiden dalam pemilu mendatang. "Untuk saat ini, kami benar-benar bingung dan kami tidak tahu, calon yang harus dipilih," kata dia seperti dilansir Press TV di Kairo, Selasa (2/5).
Ia menambahkan, hingga saat ini belum ada kampanye para calon yang sesuai dengan harapan masyarakat. Sejauh ini 13 calon presiden telah terdaftar untuk mengikuti pemilu. Pemilu putaran pertama sedianya akan diselenggarakan pada 23-24 Mei mendatang. Sementara putaran kedua akan diselenggarakan pada 16-17 Juni mendatang.
Masyarakat Mesir berharap, presiden baru nanti dapat menyelesaikan berbagai permasalahan di Mesir. Dua masalah utama yang diharapkan segera terpecahkan adalah kesengsaraan ekonomi negara dan keamanan yang memburuk menyusul penggulingan diktator Hosni Mubarak.
Sejak revolusi pada Februari 2011 lalu, sebagian besar masyarakat mesir merasa kondisi Mesir tidak aman. Mereka membutuhkan sosok yang dapat meningkatkan stabilitas keamanan dan menjaga martabat bangsa Mesir.
Selain itu presiden baru Mesir mendatang juga diharapkan dapat mengentaskan permasalahan ekonomi yang melanda Mesir. Hingga saat ini lebih dari dua juta orang menjadi pengangguran di Mesir.
Dua kandidat calon presiden yang paling menonjol selama ini adalah Abdel Moneim Aboul Fotouh, yang merupakan tokoh Islam. Sementara satu calon lagi adalah Mantan Sekretaris Jenderal Liga Arab yang juga mantan menteri luar negeri Mesir era Mubarak, Amr Moussa.