Kamis 03 May 2012 05:08 WIB

Cemaskan AS, Harga Minyak Dunia Jatuh

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak dunia jatuh pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah data AS mengecewakan, menunjukkan kenaikan lebih besar dari perkiraan pada stok minyak mentah dan penurunan perekrutan pekerja memicu kekhawatiran tentang ekonomi.

 

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Juni, jatuh 94 sen dari posisi Selasa menjadi ditutup pada 105,22 dolar AS per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni ditutup pada 118,85 dolar AS per barel, atau turun 81 sen.

Para pedagang kecewa setelah perusahaan payrolls (pembayaran upah) AS ADP melaporkan bahwa perekrutan pekerja sektor swasta April turun 41 persen dibandingkan dengan angka Maret.

Laporan lemah datang karena pasar cemas menunggu angka resmi April pada Jumat tentang pengangguran nasional dan pertumbuhan pekerjaan, yang mencakup baik swasta maupun sektor publik.

Sebagian besar analis memperkirakan moderat 162.000 pekerjaan bertambah dan tingkat pengangguran bertahan tidak berubah pada 8,2 persen. "Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa angka pekerjaan pada Jumat akan mengecewakan," kata John Kilduff dari Again Capital. "Sepanjang hari adalah negatif di pasar," tambah Kilduff.

Kilduff mencatat investor membukukan keuntungan setelah harga naik pada Selasa yang didukung oleh data menggembirakan AS dan pertumbuhan manufaktur Cina.

Pedagang mempertimbangkan laporan terbaru Departemen Energi AS (DoE) tentang stok minyak mentah di negara konsumen energi terbesar di dunia itu.

Cadangan minyak mentah naik 2,8 juta barel dalam pekan yang berakhir 27 April lebih besar dari ekspektasi pasar untuk kenaikan sebesar 2,1 juta barel, menunjukkan permintaan lesu.

DoE mengatakan bahwa persediaan di Cushing, Oklahoma - titik pengiriman untuk acuan kontrak berjangka WTI New York - naik 1,2 juta barel menjadi mencapai rekor tertinggi pada hampir 43 juta barel.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement