REPUBLIKA.CO.ID, Parlemen Hungaria telah mengukuhkan Janos Ader, anggota partai berkuasa Fidesz, sebagai presiden baru negara itu. Hal ini membuat berang partai-partai oposisi yang menyatakan bahwa langkah tersebut memberi kekuasaan terlalu besar bagi partai Fidesz.
Beberapa partai oposisi memboikot pemungutan suara hari Rabu, sedangkan partai ekstrem kanan Jobbik menentangnya. Tetapi Fidesz menguasai mayoritas dua per tiga di parlemen, sehingga Ader tidak terlalu mendapat kesulitan untuk dikukuhkan.
Ader, seorang pengacara, adalah sekutu dekat Perdana Menteri Viktor Orban dan selama tiga tahun belakangan ini menjadi anggota Parlemen Eropa. Para kritikus mengeluhkan hubungan dekat Ader dengan Orban, dengan mengatakan ia tidak akan bisa menjadi pengendali kekuasaan perdana menteri.
Jabatan presiden Hungaria lebih bersifat seremonial, tetapi presiden bertanggung jawab mengesahkan legislasi menjadi undang-undang. Presiden memiliki kekuasaan untuk menolak legislasi dengan mengirimnya kembali ke parlemen atau ke mahkamah konstitusi.
Ader menggantikan mantan presiden Pal Schmitt. Schmitt mengundurkan diri bulan lalu setelah Universitas Semmelweis Budapes mencabut gelar doktornya yang diraih tahun 1992 setelah mendapati bahwa sebagian besar disertasinya merupakan karya plagiat.