REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Angka pengangguran di lebih dari 17 negara yang menggunakan mata uang euro, Uni Eropa, semakin tertinggi. Bahkan, angka pengangguran di negara pengguna Euro kali ini termasuk tertinggi dalam sejarah resesi mata uang.
Bukan hanya itu, pengangguran dan resesi itu pun semakin menyebar ke seluruh benua Eropa. Akibatnya, pemimpin Eropa berupaya untuk menghemat anggaran dan menurunkan angka pertumbuhan ekonomi mereka.
Pengangguran zona Euro meningkat sebesar 169 ribu pada Maret lalu. Ini berarti tingkat pengangguran Eropa saat ini meningkat hingga 10,9 persen, atau level tertinggi sejak mata uang Euro diluncurkan pada 1999 lalu.
Persentase pengangguran ini naik setiap bulan. Pada Februari mencapai 10,8 persen dan pada akhir tahun lalu mencapai 9,9 persen. Penghematan pun menjadi resep utama yang digunakan di seluruh Eropa, untuk mengatasi krisis utang yang sudah menyebar ke seantero benua selama hampir tiga tahun.
"Berapa lama para pemimpin Uni Eropa akan terus mengggunakan strategi cacat dalam menghadapi bencana sosial, ekonomi dan politik Eropa," kata Sony Kapoor, Managing director Re-Define, Perusahaan Strategi Ekonomi dan konsultan Kebijakan, yang dilansir dari Associated Press, Rabu (2/5).