REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Preman menyerang demonstran antimiliter di dekat Kementerian Pertahanan di ibu kota Mesir, Kairo, Rabu (2/5), sehingga memicu bentrokan yang menewaskan 20 orang dalam proses tegang menuju pemilihan presiden pertama pasca-protes di Mesir.
Dalam upaya menenangkan pemrotes terhadap kekuasaan militer, Dewan Tertinggi Angkatan bersenjata (SCAF), yang memerintah Mesir, menyatakan dewan itu siap menyerahkan kekuasaan kepada penguasa sipil pada 24 Mei, jika seorang calon menang dalam babak pertama pemilihan umum.
Militer sebelumnya telah menyatakan akan menyerahkan kekuasaan pada akhir Juni. Serangan saat fajar tersebut memicu bentrokan sengit antara penyerang yang tak dikenal dan pemrotes, yang telah berkemah guna menuntut diakhirinya kekuasaan militer. Kedua pihak saling melempar bom bensin dan batu, kata pejabat itu.
Militer menggelar prajurit di Kairo tengah guna memadamkan bentrokan, kata satu sumber militer kepada AFP. Seorang dokter di rumah sakit lapangan mengatakan 20 orang tewas dan puluhan orang lagi cedera.
Empat calon presiden mengumumkan mereka untuk sementara menangguhkan kampanye mereka karena pembunuhan tersebut. Mohammed Mursi dari Ichwanul Muslimin mengatakan kepada wartawan bahwa ia memutuskan untuk menghentikan kampanye selama 48 jam "sebagai solidaritas buat pemrotes". SCAFm sebagai penguasa, adalah "yang paling bertanggung jawab," katanya.
Pesaing utamanya dari kubu Islam, Abdel Moneim Abul Fotouh, membatalkan semua kegiatannya pada hari itu, kata kubunya kepada AFP, sementara para calon dari sayap kiri Khaled Ali dan Hamdeen Sabbahi juga mengumumkan mereka membekukan kampanye mereka.
Amr Mussa, mantan pemimpin Liga Arab dan sekarang menjadi calon utama dalam pemilihan umum, mengatakan kerusuhan Rabu adalah "bukti mengenai perlu diakhirinya masa peralihan sesuai dengan jadwal, tanpa penundaan".
Kepala Staf Militer Sami Enan mengatakan militer mungkin menyerahkan kekuasaan kepada presiden terpilih pada 24 Mei jika pemenang diputuskan dalam babak pertama pemungutan suara. Pemilihan presiden dijadwalkan diadakan pada 23-24 Mei, dan kemungkinan babak kedua pemungutan suara dijadwalkan 16 dan 17 Juni.