Kamis 03 May 2012 21:41 WIB

Ibu Teteskan Pemutih Baju ke Mata Balitanya

Rep: Gita Amanda/ Red: Karta Raharja Ucu
Bayi (ilustrasi)
Foto: www.sleep-aid-center.com
Bayi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pepatah 'segalak-galaknya harimau, tak akan memakan anaknya sendiri' sepertinya tidak berlaku kepada seorang ibu di Washington, Amerika Serikat. Seorang ibu ditangkap pihak berwenang setelah menyiramkan air pemutih ke mata bayinya yang baru berusia 14 bulan. Sang ibu mengklaim tindakannya untuk mengobati infeksi mata yang diderita buah hatinya.

Tapi, tindakan ibu berusia 29 tahun itu mengantarnya ke meja hijau. Ia didakwa pengadilan setempat, karena dianggap melakukan penyerangan tingkat pertama pada anaknya. Wanita tersebut tak membantah dan telah mengakui kesalahannya.

Kisah ini bermula pada pertengahan Maret lalu, saat dokter menyatakan anak pelaku terkena infeksi mata. Dokter yang menangani diberitahu, mata bayi tersebut luka akibat tergores saat bermain di gudang. Dokter kemudian memberi sang ibu obat dan antibiotik untuk mengobati infeksi mata anaknya tersebut.

Namun, sang ibu ternyata punya cara tersendiri untuk mengobatinya. Selama berminggu-minggu ibu muda ini meneteskan air pemutih ke mata buah hatinya tersebut.

Saat dilarikan ke rumah sakit akibat cedera kepala yang diderita balita tersebut, petugas medis curiga. Mereka menduga ada ketidakberesan dengan kondisi bayi yang mereka tangani. Maka mereka pun melaporkan hal ini pada pihak kepolisian.

Petugas kepolisian kemudian menginterogasi sang ibu, mengapa mata balitanya bengkak dan tertutup. Ia pun menunjukan pada pihak kepolisian 'obat' yang ia gunakan untuk anaknya. Saat polisi mencoba meneteskan obat tersebut dipergelangan tangan, kulit polisi tersebut langsung terbakar.

Polisi kemudian menyadari ada sesuatu yang salah dan bahan kimia yang tak seharusnya masuk ke mata si balita. Kini anak tersebut kehilangan penglihatan di mata kanannya dan sang ibu menghadapi persidangan di pengadilan atas tindakannya.

sumber : New York Daily News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement