REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak merosot pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah data baru tentang ekonomi AS pada April menunjukkan lebih lemah dan pedagang mulai mencemaskan data pekerjaan bulanan yang akan dirilis Jumat.
Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman Juni jatuh 2,68 dolar AS menjadi ditutup pada 102,54 dolar AS per barel.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni anjlok ke posisi terendah tiga bulan di 116,08 dolar AS per barel, atau lebih rendah 2,12 dolar AS dari posisi Rabu.
Para pedagang menyalahkan data yang menunjukkan perlambatan dalam semua sektor jasa penting ekonomi AS pada April, tanda lain bahwa perekonomian sedang melalui masa sulit.
"Minyak mentah turun tajam hari ini setelah serangkaian data ekonomi mengecewakan," kata analis David Morrison dari kelompok perdagangan GFT. "PMI non-manufaktur AS ternyata lemah, melawan angka manufaktur yang lebih kuat pada Selasa."
"Kita semua bisa sepakat bahwa pasar over-priced," tambah Rich Ilczyszyn dari iiTrader. "Ada banyak kegelisahan di pasar di sini di Amerika sebelum angka pekerjaan keluar.''
"Tetapi di luar itu, sektor komoditas secara keseluruhan benar-benar dalam kesulitan, karena semuanya mulai dari kopi hingga emas dan tembaga hingga perak sedang turun, dan minyak berpartisipasi dalam itu."
Tekanan pada perdagangan juga datang dari kartel produsen minyak OPEC, yang pada Kamis menunjukkan bahwa mereka ingin membawa harga turun ke tingkat berkelanjutan.
"Kami tidak senang dengan harga saat ini," kata Abdullah El-Badri, Sekretaris Jenderal Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), pada konferensi energi di Paris. "Kami perlu membawa harga pada tingkat konsumen dan produsen yang dapat hidup."
"Ada spekulasi di pasar. Kami punya banyak minyak di pasar dan kami sedang bekerja untuk membawa harga turun," tambahnya menjelang pertemuan produksi kartel berikutnya yang dijadwalkan di Wina bulan depan.