REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ratusan warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, Sabtu, menyelenggarakan demonstrasi menuntut pembebasan tahanan Palestina di penjara Israel, banyak dari mereka saat ini melakukan mogok makan.
Di Ramallah, sekitar 500 warga Palestina mengambil bagian dalam rapat umum yang diselenggarakan oleh kelompok Hamas, kata seorang koresponden AFP.
Rapat umum seperti itu adalah pertama kalinya dilakukan dalam dua tahun sejak di kota Tepi Barat yang dikuasai Fatah yang memungkinkan saingan Faksi Palestina untuk mengadakan demonstrasi.
Di Jerusalem timur, 300 warga Palestina berbaris dari gerbang Kota Lama untuk bergabung dengan Palang Merah, membawa potret tahanan dan mengibarkan bendera Palestina di kantor pengacara negara Israel.
Seorang juru bicara polisi mengatakan kepada AFP ada penangkapan-penangkapan yang dilakukan.
Setidaknya 1.550 tahanan Palestina sekarang mogok makan di penjara-penjara Israel, sebagian terbesar dari mereka mulai menolak makanan pada 17 April.
Para tahanan menyerukan perbaikan kondisi penjara, termasuk peningkatan akses terhadap pengacara dan kunjungan keluarga, mengakhiri isolasi dan penghentian penahanan administratif.
Dua warga Palestina, Bilal Diab, 34 tahun, dan Thaer Halahla, 27 tahun, telah melakukan aksi mogok makan selama 67 hari.
Pada Jumat, pemimpin Hamas memperingatkan Israel konsekuensi jika salah satu tahanan Palestina yang mogok makan meninggal di penjara.
"Anda harus menyadari bahwa aksi mogok makan bukan pesta, dan kita bisa terkejut dengan kematian beberapa dari mereka," kata Khalil al-Haya di tenda solidaritas untuk para pemogok di pusat Kota Gaza. "Jika itu terjadi, Anda tak dapat mengharapkan hal yang baik dan tak terduga dari kami," katanya.
Gerakan Jihad Islam mengancam untuk tidak lagi mengamati gencatan senjata dengan Israel jika salah satu pemogok makan mati kelaparan.
Pada Jumat, wakil Palestina untuk PBB mengatakan 10 pemogok makan telah dipindahkan ke rumah sakit karena kesehatan mereka memburuk.