REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Pemerintah Peru, Sabtu (5/5), mengumumkan siaga kesehatan di sepanjang garis pantai utaranya. Mereka mendesak warga serta wisatawan agar menjauh dari pantai. Sementara, pemerintah menyelidiki kematian misterius ratusan ikan lumba-lumba dan burung pelikan.
''Sedikitnya 1.200 burung, kebanyakan pelikan, mati dan dibawa arus ke pantai di sepanjang garis pantai Pasifik di Peru utara dalam beberapa pekan belakangan,'' kata beberapa pejabat kesehatan.
Sebelumnya sebanyak 800 ikan lumba-lumba mati di daerah yang sama dalam beberapa bulan belakangan. Kementerian Kesehatan menyarankan warga dan pelancong agar menjauhi pantai, kendati tak sampai mengeluarkan larangan. Pemerintah menyeru petugas kesehatan agar menggunakan sarung tangan, masker serta peralatan lain perlindungan ketika mengumpulkan burung yang mati.
Puncak musim wisatawan di sekitar pantai Lima, ibu kota Perus, sudah berakhir. Meskipun, banyak peselancar masih berkeliaran di perairan di dekat ibu kota Peru tersebut.
Kementerian Pertanian menyatakan pemeriksaan awal atas beberapa pelikan yang mati menunjukkan hewan tersebut kekurangan gizi. Oscar Dominguez, kepala Departemen Kesehatan di kementerian itu, mengatakan para ahli telah mengesampingkan flu unggas.
"Kementerian Kesehatan menyeru warga agar menjauhi pantai sampai kondisi siaga kesehatan dicabut," kata kementerian tersebut dalam pernyataan yang disiarkan di jejaringnya.
Kementerian mengatakan para pejabat sejauh ini telah memeriksa 18 pantai di Lima dan sekitarnya untuk mencari burung yang mati. Tapi, mereka tak memberi perincian mengenai apakah ada temuan. Kematian massal burung pelikan di sepanjang pantai utara Peru pada 1997 diduga karena kurangnya ikan teri, makanan utama burung tersebut, akibat fenomena El Nino pada saat itu.