REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Dua warga negara Belgia terancam dideportasi dari Yaman setelah ditangkap bulan lalu atas tuduhan terlibat dalam kegiatan terorisme. Pejabat keamanan Yaman dan Kementerian Luar Negeri Belgia, Ahad (6/5), mengidentifikasi mereka sebagai Ebrahim Bali dan Ezzeddine Tuhairi, warga Belgia keturunan Arab. Keduanya ditangkap pada 13 April di bandara Sanaa, ketika mereka berusaha memasuki negara itu.
"Mereka ditangkap atas tuduhan kegiatan teroris terencana di Yaman. Kami sedang melakukan negosiasi dengan pemerintah Belgia. Kami memperkirakan mereka akan dideportasi, dalam beberapa hari ini," kata pejabat itu seperti dilansir Reuters, Senin (7/5).
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Belgia mengonfirmasi kedua orang itu ditangkap atas tuduhan terlibat dalam kegiatan teroris. Dia mengatakan, Brussel mengupayakan akses konsuler untuk menemui mereka.
Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al-Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP). AS ingin presiden baru Yaman menyatukan angkatan bersenjata dan menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu. Presiden sebelumnya telah membuat militer negara itu terpecah menjadi kelompok-kelompok yang bertikai.
Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada Februari menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abdrabuh Mansur Hadi. Abdrabuh telah berjanji menumpas Al-Qaidah di negara itu.
Pada Maret, 185 prajurit tewas dalam serangan besar Al-Qaidah ke sebuah kamp militer di dekat Zinjibar. Sejak protes anti-pemerintah meletus di Yaman pada akhir Januari 2011, militan memanfaatkan situasi melemahnya kekuasaan pusat dengan membangun pangkalan di sejumlah provinsi selatan.
Pasukan keamanan Yaman selama beberapa bulan memerangi kelompok orang bersenjata yang dituduh sebagai anggota Al-Qaidah di Abyan, Yaman selatan, khususnya di Zinjibar. Sebagian besar daerah itu dikuasai oleh militan sejak Mei 2011. Kekerasan menewaskan ratusan prajurit sejak militan bersenjata yang menamakan diri Ansar al-Sharia (Pengikut Sharia) menguasai sebagian besar Zinjibar, ibu kota provinsi Abyan, pada 29 Mei. Ratusan militan juga tewas dalam bentrokan-bentrokan.