Senin 07 May 2012 10:54 WIB

Pabrik Petrokimia Meledak, 12 Orang Tewas

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Menteri Kesehatan Masyarakat Surawit Thailand Khonsomboon Minggu mengkonfirmasi bahwa 12 orang tewas sedangkan 129 lainnya terluka dalam kecelakaan pabrik petrokimia di kawasan industri Map Ta Phut di Provinsi Rayong, sebelah timur Bangkok.

Media setempat sebelumnya melaporkan 13 korban tewas dan 105 lainnya terluka.

Dari 12 orang itu, sembilan meninggal di lokasi kecelakaan, kata Surawit.

Sampai saat ini 99 dari 129 keseluruhan korban luka telah keluar dari rumah sakit, tetapi 30 lainnya masih tetap dalam perawatan lebih lanjut di rumah sakit di provinsi pantai timur itu, tambahnya.

Wakil menteri kesehatan juga menjelaskan bahwa biaya perawatan medis untuk para korban akan ditanggung oleh pemerintah di bawah skema kesehatan nasional.

Ledakan itu terjadi di sebuah unit Sintetis Bangkok Co (BST) di dalam kawasan industri Map Ta Phut pada sekitar pukul 15.30 waktu setempat Sabtu, diikuti dengan kebakaran yang dipadamkan sepenuhnya pada Minggu dinihari.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Pongsvas Svasti mengatakan ia telah memerintahkan penutupan pabrik tempat ledakan itu terjadi.

Dia juga menginstruksikan pabrik lain di kawasan industri untuk memeriksa kembali sistem keamanan mereka sejak operasi lebih dari separoh dari bahan kimia mereka keprihatinan.

Ribuan orang di masyarakat sekitar kawasan industri dievakuasi segera setelah kejadian Sabtu.

Didampingi oleh Menteri Dalam Negeri Yongyuth Wichaidit dan Menteri Perindustrian Pongsvas Svasti, Perdana Menteri Yingluck Shinawatra Minggu terbang ke Provinsi Rayong untuk memeriksa pabrik dan menjenguk orang-orang yang terluka.

PM memerintahkan instansi terkait untuk mengamati ketat situasi guna mencegah kebocoran kimia dan sering memeriksa air serta kualitas udara di sekitarnya, tempat yang dihuni sekitar sepuluh komunitas.

Seorang pejabat di lingkungan BST mengatakan bahwa toluena mungkin menyebabkan kebakaran setelah terkena panas yang berlebihan.

Menteri industri mengatakan bahwa orang mungkin bisa kembali ke rumah mereka hari ini sebagai uji kualitas udara menunjukkan tingkat hidrokarbon di udara normal. Penilaian kerugian akibat kerusakan itu belum dilaporkan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement