Selasa 08 May 2012 01:03 WIB

Banjir Bandang di Nepal Tewaskan 17 Orang

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Dewi Mardiani

REPUBLIKA.CO.ID, KATMANDU -- Polisi mengatakan jumlah korban tewas akibat banjir pekan lalu di barat Nepal mencapai 17 orang, Senin (7/5). Sekitar 47 orang hilang dan diperkirakan tewas. Polisi mengatakan hampir tidak ada harapan untuk menemukan korban selamat. Mereka memperkirakan jumlah keseluruhan korban tewas mencapai lebih dari 60 jiwa.

Pejabat kepolisian, Shailesh Thapa, mengatakan tim penyelamat sedang mencari korban hilang di tepi Sungai Seti. Mereka juga membantu warga yang kehilangan rumah dan anggota keluarganya. Polisi mengatakan tiga dari mereka yang hilang adalah wisatawan Ukraina. Mereka adalah Oleksandr Dubinskiy, Ivan Malaknov, dan Alla Polonchuk.

"Sejauh ini, 12 dari 17 jenazah telah diidentifikasi. Sebuah ekskavator telah tiba di daerah yang paling parah terkena dampak banjir dan sedang membersihkan lumpur," katanya, seperti dilansir AP dan AFP, Senin.

Delapan orang berhasil diselamatkan saat banjir melanda pada Sabtu (5/5). Banjir menyapu tempat wisata populer Pokhara yang saat itu penuh orang. Sebagian besar orang hilang diperkirakan adalah warga lokal. Salah satu saksi mata, Uddha Bahadur Gurung, menggambarkan bagaimana air sungai tiba-tiba meluap dan berubah menjadi gelombang mematikan.

"Tidak ada sesuatu yang janggal. Orang-orang menikmati piknik, ada yang bersantai di kolam air panas di tepi sungai dan yang lain sedang bekerja," katanya kepada Kathmandu Post. Air itu, kata dia, datang dan langsung menyapu banyak orang.

Banjir dipicu oleh longsor yang memblokir sungai akibat hujan lebat selama berhari-hari. Lokasi kejadian berada di Annapurna, sekitar 200 kilometer (125 mil) dari barat laut ibukota Katmandu. Akibat bencana itu, Perdana Menteri Nepal Baburam Bhattarai membatalkan pertemuan politik penting untuk mengunjungi salah satu desa yang terkena dampak banjir, Kharapani.

Sekretaris Pribadi Perdana Menteri, Bishwadeep Pandey, mengatakan perdana menteri telah menginstruksikan pengerahan 20 ekskavator untuk menemukan jasad yang terperangkap di lumpur. "Perdana menteri juga berkomitmen menyediakan biaya upacara terakhir untuk korban yang meninggal," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement