REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI - Pemerintah Iran menyangkal akan menaikkan harga minyak gas tiga kali lipat. Hal itu dilakukan sebagai bagian reformasi subsidi yang direkomendasikan Dana Moneter Internasional, IMF.
Namun, belum juga itu diterapkan, reformasi subsidi telah memicu amarah rakyat yang kesulitan karena sanksi dagang Barat. Demikian disampaikan Presiden Iran Mahmoud ahamdinejad dalam pernyataannya yang dimuat kantor berita Farsi,
"Isu tentang kenaikan harga tiga kali lipat 'sama sekali tidak benar," katanya seolah mengklarifikasi isu yang sempat berkembang luas tersebut.
"Komentar yang dipublikasikan dan mengatakan pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga minyak gas menjadi 2,000 toman per liter sama sekali tidak benar," tulis kantor Ahmadinejad dalam pernyataannya.