REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak mentah merosot pada Senin (Selasa pagi WIB) di New York, setelah pemilu akhir pekan menghasilkan perubahan kepemimpinan di Prancis dan Yunani, memicu kekhawatiran baru tentang krisis keuangan zona euro.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, berakhir pada 97,94 dolar AS per barel, turun 55 sen dari tingkat penutupan Jumat.
Di London, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni naik 12 sen menjadi 113,30 dolar AS di sekitar pukul 19.30 GMT dalam perdagangan elektronik. Pasar di Inggris tutup pada Senin untuk hari libur.
Kontrak New York tetap lemah dari minggu lalu, ketika angka pekerjaan AS pada Jumat lebih buruk dari perkiraan, mengirim WTI di bawah 100 dolar AS ke tingkat terendahnya sejak Februari.
"Pasar minyak, yang sudah pulih dari laporan pekerjaan lemah, dilanda aksi jual karena kekhawatiran bahwa ketidakpastian di Eropa akan merugikan permintaan," kata Phil Flynn dari PFG Best.
Pemilu akhir pekan di Eropa meningkatkan kekhawatiran bahwa dorongan zona euro untuk meningkatkan stabilitas keuangan bisa terperosok karena reaksi ketidakpuasan pemilih untuk langkah-langkah penghematan.
Di Prancis, calon dari Partai Sosialis, Francois Hollande, menggulingkan Presiden Nicolas Sarkozy, menjadi sosialis pertama dalam 17 tahun untuk memimpin ekonomi terbesar kedua zona euro.
Di Yunani, partai-partai utama yang mendukung sebuah bailout (dana talangan) Uni Eropa-IMF negara itu kehilangan kontrol di parlemen.
Rich Ilczyszyn di iiTrader, mengatakan bahwa, bahkan sebelum pasar dibuka, pedagang sudah bersiap untuk sebuah sesi volatil setelah perubahan kepemimpinan di Prancis dan ketidakstabilan politik baru di Yunani.
"Semalam pada pembukaan kembali kontrak, minyak mentah jatuh seperti batu, memberikan kita poin harga 95 dolar AS," katanya.
Tetapi dari titik itu, perdagangan "rebound" (berbalik naik), katanya.