Selasa 08 May 2012 06:34 WIB

Iran: Kebijakan Salah Sarkozy Membuatnya Gagal

Nicolas Sarkozy
Foto: Claude Paris/AP
Nicolas Sarkozy

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast mengatakan bahwa kegagalan Nicolas Sarkozy dalam pemilihan presiden Minggu adalah "hasil dari kebijakan yang salah." 

Untuk itu, ia berharap bahwa presiden baru terpilih Prancis akan "merevisi kebijakan salah negaranya di masa lalu," seperti dilansir kantor berita resmi IRNA, Senin (7/5) waktu setempat.

Ia mengatakan sejarah hubungan Teheran-Paris telah memberikan situasi yang tepat bagi tumbuhnya kerja sama, dan berharap bahwa bab baru akan dibuka dalam hubungan bilateral kedua negara melalui pemilihan presiden baru Prancis.

Menurut hasil awal yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri Prancis, Hollande diperkirakan memenangkan 51,05 persen suara dalam putaran kedua pemilihan presiden Minggu untuk mengalahkan Presiden Nicolas Sarkozy yang hanya meraih 48,95 persen suara.

Sarkozy adalah (mantan) presiden Prancis yang paling lantang mengecam kegiatan nuklir Iran.

"Kekalahan Nicolas Sarkozy dalam pemilihan presiden Prancis menunjukkan kekalahan kebijakan salahnya dan kami berharap bahwa kebijakan Francois Hollande memperbaiki pendekatan salah pada masa lalu," kata Mehmanparast.

Ia mencatat permusuhan Sarkozy terhadap republik Islam Iran dan mengatakan kekalahannya dalam pemilihan umum Prancis itu akibat ia menyelaraskan kebijakannya pada Amerika Serikat.

Prancis di bawah presiden Sarkozy menjadi juga mendorong pengenaan hukuman terhadap upaya nuklir Teheran serta catatan hak asasi manusianya.

Dalam kampanye pemilihannya, Hollande menyatakan jika terpilih, ia akan tetap tegas terhadap Iran atas kegiatan nuklirnya, yang membahayakan Israel dan perdamaian dunia.

Hollande (57 tahun) dari Sosialis merebut kekuasaan pada Minggu dalam pemilihan ketat melawan sayap kanan bertahan Nicolas Sarkozy.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement