Selasa 08 May 2012 08:02 WIB

Netanyahu Galau, Batalkan Pemilu, Ajak Mofaz Bentuk Pemerintahan Persatuan

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, diperkirakan menang lagi dalam pemilu Israel yang dipercepat kali ini.
Foto: AP
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, diperkirakan menang lagi dalam pemilu Israel yang dipercepat kali ini.

REPUBLIKA.CO.ID, Kejutan diberikan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Setelah sebelumnya menetapkan pemilu akan digelar pada 4 September mendatang, namun secara tiba-tiba dibatalkan.

Terkait pembatalannya itu, Netanyahu langsung merangkul Partai Kadima, yang menjadi oposisi, untuk terlibat dalam pemerintahan. Bersama dengan pemimpin Partai Kadima, Shaul Mofaz, Netanyahu akan membentuk Pemerintahan persatuan nasional.

Dikabarkan, Mofaz akan menduduki jabatan baru di pemerintahan yakni wakil Perdana Menteri. Kesepakatan tersebut dicapai pada Selasa (8/5) pagi, sepeti dinukil dari Haaretz merujuk pada sebuah sumber di Partai Kadima.

Sementara sumber di Partai Likud menegaskan hal yang sama. Sumber itu menambahkan bahwa mereka berharap bahwa Mofaz akan menjadi menteri tanpa portofolio.

Pengumuman dramatis, yang belum mendapat konfirmasi resmi itu, dihasilkan dari rapat para anggota dewan (Knesset) hingga menjelang pagi hari. Pada rapat Senin malam menyebutkan, 119 anggota DPR menyetujui dan hanya satu anggota yang menentang langkah tersebut.

Kepala Zahava Gal-On, Meretz berang atas keputusan tersebut. Ia menilai langkah tersebut sebagai manuver Netanyahu yang ingin menghindar dari pemilu mendatang. Sementara pihak oposisi dicapanya sebagai seorang pemimpin yang dirundung rasa putus asa.

"Ini adalah aib bagi parlemen Israel dan pesan mengerikan kepada masyarakat, yang kehilangan iman dalam kepemimpinan negara," tadasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement