Selasa 08 May 2012 14:52 WIB

Gelar Pemilu di Tengah Konflik, Suriah Dikecam

Rep: Lingga Permesti/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Rakyat Suriah memberikan suara pada pemilu parlemen pada Senin (7/5/2012)
Foto: ctv.ca
Rakyat Suriah memberikan suara pada pemilu parlemen pada Senin (7/5/2012)

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon, mengecam Pemerintah Suriah yang mengadakan pemilihan parlemen saat kekerasan masih terjadi di kota-kota pusat Suriah. "Hanya dialog politik yang komprehensif dan inklusif yang dapat membawa masa depan demokratis yang sebenarnya di Suriah,"kata Ban melalui juru bicaranya Martin Nesirky.

Menurut Ban, proses demokrasi tidak akan sukses sebelum adanya penghentian kekerasan dalam berbagai bentuk dan tindakan sesuai enam poin usulan utusan Liga Arab dan PBB, Kofi Annan. "Kita berpacu dengan waktu untuk mencegah meningkatnya korban perang sipil," kata Ban. Sebelumnya, PBB memperkirakan lebih dari 9.000 orang tewas dalam pemberontakan selama 14 bulan terhadap pemerintahan Assad.

Sebelumnya, warga Suriah memberikan suara mereka pada Senin kemarin (7/5) yang menjadi pemilu parlemen multipartai pertama negara itu selama lima dekade. Pemilihan tersebut ditolak pihak oposisi. Pemilih memberikan suara mereka di beberapa lingkungan di ibukota dan berbagai wilayah lainnya, sedangkan di kubu oposisi, warga memboikot pemilu, melakukan aksi protes dan pemogokan umum.

"Saya kira pemilihan ini akan membawa akhir yang definitif untuk krisis," kata Shahba Karim, 18 tahun, setelah memberikan suara nya di pusat kota Damaskus. Tapi yang lainnya bertolak belakang dengan Shahba  Karim.

Kantor berita SANA mengatakan, aebanyak 7.195 calon telah terdaftar untuk menduduki 250 kursi. Pihak oposisi sendiri menjelaskan bahwa pemilu sebagai palsu dan hanya tipuan oleh pemerintah untuk memberikan mereka waktu dengan menipu masyarakat internasional agar percaya rezim serius tentang adanya reformasi. Oposisi juga telah menyerukan boikot.

Laporan terkini mengenai kekerasan, Observatorium Suriah untuk HAM mengatakan, tembakan dan ledakan terjadi di kota Hama. Pemberontak dan tentara bentrok di pagi hari. Sementara di provinsi timur Deir al-Zor, tiga pembangkang tewas dalam serangan fajar pasukan pemerintah.  Laporan tidak dapat diverifikasi secara independen karena pihak berwenang Suriah tidak mengizinkan media untuk meliput negara itu.

Namun, menurut Al-Arabiya, sebanyak 35 orang tewas oleh tembakan pasukan Suriah pada Senin di seluruh negeri. Menurut Komite Koordinasi Lokal (LCC), jumlah anak yang tewas sejak awal pemberontakan Suriah mencapai 1.122. Jumlah tersebut mencakup 524 anak-anak di Homs, 147 di Hama, 103 di Idlib, 103 di Deraa, 103 di pinggiran kota Damaskus, 46 di Deir Ezzor, 26 di Damaskus, 15 di Aleppo dan 8 di Lattakia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement