Rabu 09 May 2012 09:24 WIB

Ratusan Warga Israel Protes Perjanjian Koalisi Netanyahu-Kadima

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kiri dan pemimpin partai Kadima, Shaul Mofaz berjabat tangan sebelum menggelar konferensi pers mengumukan koalisi baru pemerintahan di Jerusalem, Selasa (8/5/2012)
Foto: AP Photo/Sebastian Scheiner
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kiri dan pemimpin partai Kadima, Shaul Mofaz berjabat tangan sebelum menggelar konferensi pers mengumukan koalisi baru pemerintahan di Jerusalem, Selasa (8/5/2012)

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Ratusan warga Israel melakukan aksi protes di Tel Aviv, Selasa malam (8/5), terkait kesepakatan pemerintah persatuan antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Ketua Partai Kadima, Shaul Mofaz.

Para demonstran melakukan aksinya di sepanjang jalan sambil membawa bendera dan meneriakkan protes mereka. Kepolisian menahan sejumlah demonstran karena mengganggu ketenteraman, demikian diberitakan media lokal.

Sejumlah tokoh masyarakat, termasuk mantan perempuan ketua parpol Kadima, Tzipi Livni, dan anggota parlemen dari partai sayap kiri, hadir dalam demonstrasi itu untuk memberikan dukungan.

"(Kami hadir) atas permintaan orang-orang muda, yang peduli Israel dan mau berjuang untuk masa depan bangsa, dan tidak dapat membiarkan peristiwa di pagi hari ini," kata Livni.

Selasa pagi waktu setempat, Netanyahu dan Mofaz mengejutkan sistem politik negara tersebut dengan mengumumkan kesepakatan persatuan.

Pengumuman tersebut dilakukan kurang dari satu hari setelah rancangan undang-undang (RUU) pemilu dini, yang dibuat untuk membubarkan parlemen, mendapat banyak dukungan pada saat pembacaan awal, Senin sore (7/5).

Perjanjian tersebut dicapai setelah perundingan intensif yang berakhir pada Selasa dini hari pukul 02.00 waktu setempat. 

Perjanjian itu melibatkan Mofaz, yang baru-baru ini terpilih, bersama dengan 27 mandat parpol Kadima, untuk membentuk koalisi besar-besaran dengan 94 anggota. 

Koalisi tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah Israel dan dapat meningkatkan manuver politik Netanyahu, serta mendukung kemungkinan besar adanya pergerakan dalam negeri dan internasional.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement