Rabu 09 May 2012 16:22 WIB

Bayi Pertama Pasangan Indonesia-Palestina Lahir di Gaza

Tangan bayi, (Ilustrasi)
Foto: politico.com
Tangan bayi, (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Seorang bayi pertama pasangan suami istri Indonesia-Palestina, yakni Abdillah Onim, relawan Organisasi relawan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia dan Rajaa Al Hirthani, seorang Muslimah Gaza, lahir di wilayah yang masih diblokade Israel itu.

"Pasangan itu baru saja dikaruniai anak pertama yang lahir pada Kamis (3/5), sekitar pukul 11.50 waktu Gaza di Rumah Sakit Asy-Syifa, Gaza City, Jalur Gaza, Palestina," kata Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad saat menghubungi ANTARA di Bogor, Rabu (9/5).

Ia menjelaskan, bayi perempuan mungil dengan wajah kemerah-merahan itupun diberi nama Marwah Filindo.

"Dan menjadi bayi pertama keturunan Indonesia-Palestina yang lahir di Gaza," katanya menegaskan. Sarbini Abdul Murad menjelaskan, semua yang hadir menemani proses kelahirannya, khususnya Abdillah Onim, sang ayah berkali-kali mengucap syukur karena anak pertamanya lahir dengan selamat di "Bumi Syam: yang diberkahi, Palestina.

Dikemukakannya bahwa selain bangunan RS Indonesia yang akan menjadi bukti silaturahim jangka panjang antara rakyat Indonesia dan Palestina, kelahiran Marwah Filindo juga akan menjadi satu bukti ikatan, hubungan darah yang kuat antara dua negara, Indonesia dan Palestina.

Ia menjelaskan, Abdillah Onim adalah seorang relawan MER-C Indonesia yang bertugas di Gaza sejak Juli 2010. Kepergian Abdillah ke Gaza beserta sejumlah relawan MER-C lainnya adalah untuk mengawal proses pembangunan RS Indonesia, amanah dari rakyat Indonesia untuk Palestina.

Ketika tengah menunaikan tugas sebagai relawan di Gaza, pada awal Februari 2011, Abdillah menemui jodohnya seorang Muslimah Gaza, Rajaa Al-Hirthani. Mereka resmi menikah pada 17 Februari 2011.

Pernikahan ini merupakan pernikahan pertama antara warga negara Indonesia dan warga negara Palestina di Gaza.

Saat itu, para relawan, relasi dan sejumlah pejabat pemerintahan setempat turut hadir dalam momentum pernikahan bersejarah ini.

Ia menjelaskan, pada usia pernikahan kurang dari dua bulan, Rajaa sempat hamil, namun mengalami keguguran.

Namun, tidak berapa lama kemudian Rajaa hamil lagi dan akhirnya kehamilan ini bisa bertahan hingga lahirlah Marwah Filindo di tengah-tengah kondisi Jalur Gaza yang masih memprihatinkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement