REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Jumlah pengemudi remaja AS yang meninggal dalam kecelakan meningkat dramatis ketika ada remaja lain dalam kendaraan. Sebaliknya, jumlah pengemudi remaja yang meninggal kian kecil ketika ada seorang dewasa yang berada dalam kendaraan tersebut. Demikian hasil riset yang dirilis Yayasan Keamanan AAA.
Para peneliti telah lama mengetahui bahwa keberadaan remaja lain mengganggu konsentrasi pengemudi pemula. Kesimpulan itu sebenarnya serupa dengan hasil riset sebelumnya pada awal 1990-an. Namun, Undang-undang negara terkait pengemudi baru dimulai semenjak pertengahan 1990-an.
Akan tetapi tidak semua negara bagian AS menerapkan aturan serupa. Sebab, ada negara bagian yang membatasi usia pengemudi minimal 21 tahun, dan hanya diperbolehkan membawa satu penumpang muda pada malam hari.
Hasil riset lain yang dipublikasikan Yayasan Amerika untuk keselamatan lalu lintas, mencatat orang tua sebenarnya telah mengetahui bahwa remaja yang mengemudi bersama teman-teman mereka akan lebih besar beresiko mengalami kecelakaan ketimbang berkendara sendiri atau bersama orang dewasa. Kesimpulan ini merujuk pada analisa data pemerintah terkait angka kecelakaan yang melibatkan remaja dari tahun 2007-2010.
Disebutkan pula dalam riset itu, dibandingkan dengan mengemudi tanpa penumpang, pengemudi berusia 16-17 tahun mengalami resiko kecelakaan besar yakni 44 persen apabila membawa penumpang yang lebih muda dari usia 21 tahun.
Presiden Advokat untuk Keselamatan Jalan Raya, Jackie Gillan mengatakan antara tahun 2000-2010, angka pengemudi remaja berusia 16-17 tahun terlibat dalam kecelakaan fatal menurun setiap tahunnya. Kepatuhan untuk menggunakan sabuk pengaman dan tidak mabuk menjadi kunci dari penurunan tersebut.
"Tapi sekitar 40 persen dari 2.191 pengemudi remaja yang tewas membawa penumpang di bawah usia 21 tahun dan tidak ada penumpang yang lebih tua di dalam kendaraan, " kata Jackie.