REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA - Swiss Rabu menjadi negara terbaru yang meringankan sanksi terhadap Myanmar guna menunjukkan dukungan reformasi yang dilakukan negara itu sejak berakhirnya kekuasaan militer tahun lalu.
Bern akan mencabut semua sanksi dengan pengecualian embargo senjata dan barang lain yang dapat digunakan untuk represi, kata Sekretariat Negara untuk Urusan Ekonomi (SECO).
"Dewan Federal (pemerintah) menyambut baik perkembangan positif di Myanmar yang disaksikan dalam beberapa bulan terakhir dan bermaksud untuk mendukung upaya reformasi dengan mencabut sebagian sanksi," kata SECO dalam satu pernyataan.
Keputusan itu mulai berlaku pada Kamis, namun akan dibatalkan jika situasi politik di Myanmar, yang juga dikenal sebagai Burma, memburuk tajam.
Menteri membuat keputusan untuk meringankan sanksi pada pertemuan yang diadakan pada 18 dan 26 April sebelum meminta Departemen Federal Bidang Perekonomian untuk menyusun rencana.
Bulan lalu Uni Eropa menanggapi apa yang dikatakan "perubahan bersejarah" di Myanmar dengan menangguhkan untuk satu tahun berbagai sanksi perdagangan, ekonomi dan individu sementara tetap memberlakukan embargo senjata.
Kanada dan Australia baru-baru ini juga mengurangi hukumannya kepada Myanmar dan Jepang membebaskan utang Myanmar sebesar 3,7 miliar dolar AS
sumber : Antara
Advertisement