REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para aktivis Partai Republik dan pemimpin Kristen konservatif mengkritik sikap Presiden Amerika Serikat, Barack Obama yang mendukung pernikahan sesama jenis, Kamis (10/5). Mereka menyebut sikap tersebut berisiko terhadap politik besar.
Beberapa pihak mengatakan, hal tersebut bisa menyebabkan pemilih independen yang menentang pernikahan sesama jenis mendukung Mitt Romney. Pernyataan Obama juga bisa membantu Romney mengkonsolidasikan dukungan di kalangan Kristen evangelis yang menentang pernikahan sesama jenis. Sebanyak 29 negara bagian telah menyetujui larangan pernikahan sesama jenis.
"Pernikahan sesama jenis dipastikan akan menjadi isu utama dalam pemilihan presiden," kata seorang pemimpin kelompok Kristen konservatif terkemuka Family Research Council, Tony Perkins.
Dalam wawancara dengan wartawan ABC Robin Roberts, Presiden Barack Obama mengatakan dirinya percaya pasangan sesama jenis bisa menikah, Rabu (9/5). Komentar Obama menandai pertama kalinya seorang Presiden AS secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap pernikahan sesama jenis.
Sikap Obama tersebut dinilai sebagai upaya menarik suara pemilih independen. Pernyataan Obama tersebut mendapat dukungan dari Partai Demokrat dan kelompok hak gay sebagai acuan bagi hak-hak sipil di Amerika Serikat.
"Ini adalah titik balik besar dalam sejarah hak sipil AS," kata Wali Kota New York Michael Bloomberg yang negara bagiannya menyetujui pernikahan sesama jenis.
Saat berkampanye di Oklahoma City, Romney mengatakan pernikahan adalah hubungan antara seorang pria dan seorang perempuan. Para pengamat melihat langkah Obama tersebut telah diperhitungkan sebelumnya. Jajak pendapat menunjukkan semakin banyak orang AS yang mengakui mendukung pernikahan gay secara legal.
Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan lebih dari 39 persen orang AS percaya pasangan sesama jenis harus bisa menikah secara legal. Sebanyak 23,5 persen mengatakan, pasangan tersebut harus diizinkan untuk membentuk serikat sipil tapi tidak menikah. Sedangkan hampir 27 persen menentang pernikahan tersebut.
Pernyataan Obama hanya berselang tiga hari setelah Wakil Presiden Joe Biden mengatakan dalam wawancara televisi bahwa ia nyaman dengan pernikahan gay. Pejabat senior pemerintah mengatakan, Obama telah memutuskan dukungannya tersebut pada awal tahun ini. Awalnya ia direncanakan mengumumkan hal tersebut sebelum Konvensi Nasional Partai Demokrat pada September mendatang.
Selama wawancara, Obama mengatakan pemikirannya dipengaruhi banyaknya anggota stafnya yang menjalin hubungan sesama jenis. Obama juga mengatakan pemikirannya sangat dipengaruhi istri dan putrinya.
Kedua putrinya, Malia dan Sasha, memiliki teman yang orangtuanya merupakan pasangan sesama jenis yang menerima perlakuan diskriminasi. Hal tersebut mendorong perlunya perubahan perspektif.
Di beberapa negara Eropa, termasuk Spanyol dan Belanda pernikahan sesama jenis adalah legal. Bahkan, Perdana Menteri Inggris, David Cameron menghadapi tantangan dari Gereja Anglikan karena usahanya melegalkan pernikahan sesama jenis.
Sebuah survei online terbaru dari kelompok Suara Katolik menunjukkan, 70 persen warga Inggris percaya pernikahan adalah persatuan seumur hidup antara seorang pria dan seorang perempuan.