Jumat 11 May 2012 04:07 WIB

Berebut Scarborough Shoal, Cina-Filipina Tegang

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Dewi Mardiani
Kapal Cina berpatroli di Laut Cina Selatan
Foto: chinasmack.com
Kapal Cina berpatroli di Laut Cina Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebagian besar agen perjalanan di Cina menunda perjalanan tujuan Filipina akibat meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan, media pemerintah Cina melaporkan, Kamis (10/5). Kedua negara terlibat dalam sengketa perairan di Scarborough Shoal sejak 8 April. Scarborough Shoal adalah kepulauan kecil yang terletak di Laut Cina Selatan yang diklaim kedua negara sebagai milik mereka.

Pada Selasa, Cina memperingatkan adanya protes yang telah direncanakan di Manila pada Jumat (11/5). Kedutaan besar Cina telah mengeluarkan imbauan terhadap warga negara Cina di ibukota Filipina untuk berada di dalam rumah, menjauhi jalanan, dan menghindari konflik dengan penduduk setempat menjelang protes yang direncanakan. Aksi unjuk rasa tersebut diperkirakan melibatkan 1.000 orang.

Agen perjalanan milik pemerintah Cina, China Travel Service, mengatakan semua perjalanan ke Filipina dihentikan dengan mengikuti perintah dari Administrasi Pariwisata Nasional Cina karena menguatnya sentimen antiCina di Filipina. Seorang agen di Ctrip, salah satu lembaga perjalanan online terbesar Cina telah memperingatkan kliennya demi keselamatan mereka sendiri.

"Tidak peduli bagaimanapun kita bersedia membahas masalah tersebut, pemimpin Filipina tampaknya menekan kita, sehingga tidak ada pilihan lain selain angkat senjata," kata China Daily dalam tajuknya.

Cina mengklaim memiliki kedaulatan atas sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan. Hal tersebut memicu sengketa dengan beberapa negara tetangga. Masalah ini semakin memanas dalam beberapa bulan terakhir. Filipina telah meminta Cina untuk menyelesaikan masalah ini di Pengadilan Internasional Hukum Laut (ITLOS).

Pihak pengawas makanan di Cina juga telah memerintahkan inspeksi lebih lanjut terhadap buah impor dari Filipina. Pada Rabu, Cina memperingatkan Filipina agar tidak merusak hubungan bilateral.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hong Lei seperti dilaporkan kantor berita Xinhua mengatakan Filipina telah menghasut rakyatnya dan warga Filipina di luar negeri untuk berunjuk rasa terhadap Cina. "Hal tersebut telah memicu respon kuat dan keprihatinan di antara warga Cina yang tinggal di luar negeri," ujarnya.

Satu koalisi kelompok aktivis Filipina berencana mengadakan aksi unjuk rasa di kedutaan Cina di seluruh dunia sebagai bentuk dukungan terhadap Filipina. Seorang pengusaha keturunan Filipina dan Cina, Jackson Gan yang merupakan salah satu penyelenggara unjuk rasa mengatakan peringatan Cina tersebut adalah hal yang tidak perlu. Menurutnya seperti dilansir AFP, aksi unjuk rasa tersebut tidak akan menargetkan individu dan tidak akan menghasut kekerasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement