Jumat 11 May 2012 13:27 WIB

Rusia Tuduh Negara Tertentu Dalangi Bom Suriah

Rep: Lingga Permesti/ Red: Dewi Mardiani
  Ledakan bom yang terjadi di depan gedung Intelijen Militer di Damaskus, Suriah, Kamis (10/5).
Foto: Bassem Tellawi/AP
Ledakan bom yang terjadi di depan gedung Intelijen Militer di Damaskus, Suriah, Kamis (10/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Rusia mengutuk bom bunuh diri ganda di Suriah, Kamis (10/5) dan menuduh negara-negara asing tertentu berada di balik serangan tersebut. Rusia juga mengatakan tidak akan menyerah pada tekanan dunia internasional untuk mengubah sikap terhadap resolusi konflik Suriah.

Dalam pertemuan dengan Duta Besar Suriah untuk Rusia, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov, dengan tegas mengutuk aksi teror yang terjadi di Suriah dalam beberapa hari terakhir. Menteri Luar Negeri, Sergei Lavrov,  mengatakan negara-negara asing berada di balik pemboman.

Sebelumnya, dua pelaku bom bunuh diri menewaskan 55 orang dan melukai 372 di Damaskus pada Kamis. Serangan tersebut paling mematikan di ibukota sejak pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad yang dimulai 14 bulan yang lalu. "Beberapa negara asing melakukan hal yang membuat ledakan di Suriah," kata Lavrov yang dikutip kantor berita negara RIA di Beijing dan Reuters, Jumat (11/5).

Lavrov tidak menetapkan negara mana saja yang terlibat, tetapi mengacu kepada negara yang terlibat untuk mengamankan gencatan senjata. Komentar Rusia sangat sesuai dengan keluhan negara tersebut sebelumnya bahwa negara-negara Barat telah gagal mengevaluasi ancaman dari pemberontak Suriah dan untuk menekan mereka untuk meletakkan senjata mereka. Pemimpin militer Barat mengatakan Assad telah terutama bertanggung jawab untuk pertumpahan darah.

"Para pemimpin masyarakat internasional memiliki pengaruh atas kelompok bersenjata. Mereka harus menggunakan pengaruh ini untuk selamanya," kata Lavrov.

Moskow mengatakan campur tangan asing tidak dapat diterima dan menyerukan dialog politik antara pemerintah Suriah dan lawan-lawannya tanpa prasyarat. "Ada beberapa orang yang ingin menekan kita untuk membalikkan sikap kami, tetapi kami tidak akan menyerah pada tekanan ini," kata Lavrov.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB juga mengutuk serangan bom tersebut. Dewan menyerukan kepada semua pihak agar menahan diri dan segera menerapkan rencana perdamaian di Suriah. Dalam sebuah pernyataan DK PBB menyebut 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB mengutuk keras serangan bom yang dilakukan oleh para teroris." Dewan juga menyerukan kepada semua pihak untuk menerapkan enam poin kesepakatan perdamaian seperti yang disponsori oleh utusan khusus Liga Arab-PBB, Kofi Annan. Seluruh kekerasan bersenjata harus dihentikan,"kata pernyataan PBB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement