REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Dukungan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama kepada pelegalan pernikahan sesama jenis di negeri Paman Sam mendapat dukungan dari aktivitas hak azasi gay di seluruh dunia. Mereka memuji keberanian Obama mendukung pernikahan sejenis dan dukungan itu dianggapnya sebagai kemenangan simbolis mereka.
Perdana Menteri Selandia Baru, John Key sebelumnya melunak dan mengatakan Pemerintah Selandia Baru dapat mempertimbangkan kemungkinan pernikahan sejenis dilegalkan. Tapi, dukungan Obama ditentang pemimpin Kristen dan Muslim konservatif yang mengecam dukungan Obama. Bahkan di Australia sekalipun pernikahan sejenis masih menjadi aib.
Tapi di beberapa negara Eropa dan dunia, seperti Belanda, Kanada, Spanyol, Argentina dan Afrika Selatan, sudah mengizinkan pernikahan sejenis. Berbeda di kawasan Asia dan Timur Tengah, dimana aktivitas pernikahan sejenis masih mendapat tentangan.
"Pemerintah Cina melarang eksistensi homoseksualitas dan melarang pernikahan sejenis," kata Xiong Jing, seorang aktivis yang merupakan relawan dalam kelompok pendukung gay di Beijing. Ia mengungkapkan, legalisasi pernikahan gay mustahil terjadi di Cina.
Pemerintah beralasan, kejahatan seksual atau sodomi adalah salah satu jenis kejahatan tertinggi hingga 1997. Dan hingga 2001, Pemerintah Cina menganggap homoseksual adalah sebuah gangguan mental. Argentina menjadi negara Amerika Latin pertama yang menyetujui pernikahan gay pada 2010 lalu.